Tidak puas dengan pelayanan yang ada Didi Mirhad minta dipindahkan ke rumah sakit Cinere.
Disinilah dokter melakukan observasi atas darah Didi Mirhad.
Darah Didi Mirhad dibawa ke laboratorium RSCM dan akhirnya diketahui bahwa Didi Mirhad telah terinfeksi HIV+.
Saat itu keluarga tidak mau memberitahukan hal ini pada Didi Mirhad sampai akhirnya dia mengetahui hal ini dengan sendirinya.
Dalam kaitan status HIV Didi, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, Guru Besar Tetap Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang pernah merawat Didi Mirhad mengatakan, penetapan sakitnya Didi Mirhad (HIV/AIDS) adalah berdasarkan hasil pemeriksaan darah.
"Jadi, status HIV itu merupakan hasil diagnosis yang sangat logis karena ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium (tes HIV) sesuai dengan standar prosedur operasi yang lazim dalam dunia medis," katanya di sebuah stasiun televisi kala itu.
Untuk diketahui, dokter Samsuridjal adalah juga salah seorang pendiri Yayasan Pelita Ilmu, suatu yayasan yang bertujuan memberikan penyuluhan dan dukungan bagi orang-orang dengan penyakit HIV/AIDS (ODHA).
Sampai hari ini belum ada vaksin HIV dan obat anti-AIDS, tapi kondisi ini bukan tanpa jalan ke luar bagi ODHA.
Bila rutin minum obat antiretroviral (ARV) mereka setidaknya sudah bisa kembali beraktivitas, produktif bekerja, dan hidup bersama keluarga dengan aman.
Salah satu ‘obat’ yang dapat membantu ODHA agar mereka tetap merasa ‘hidup’ adalah akses ke informasi.
Didi Mirhard patut diacungi jempol karena keberaniannya mengungkap penyakit AIDS.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR