Serat pada kain merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri, virus, dan kutu untuk melakukan perkembangbiakan.
Contohnya virus flu dan norovirus yang mampu bertahan di kain hingga 48 jam.
Jika sebelumnya pernah dicoba oleh penderita flu, virus tersebut dapat menular ke orang berikutnya satu hingga dua hari ke depan.
Selain itu, pewarna sintetis yang masih melekat pada serat-serat pakaian dapat menyebabkan dermatitis kontak, yakni peradangan kulit akibat kontak dengan suatu zat alergen tertentu.
Melansir dari Kompas.com, berikut ini bahan kimia yang memiliki kandungan berbahaya yang terdapat di pakaian baru:
1. Chromium IV: sering ditemukan pada bahan kulit dan wol yang dapat menyebabkan kontak dermatitis
2. DMF: digunakan untuk mencegah jamur dan produk pakaian dari kulit menjadi lembab.
DMF dapat menyebabkan eksim yang sulit diobati.
3. Alkofenon: digunakan untuk produksi tekstil dan kulit, merupakan zat yang beracun bagi lingkungan
Baca Juga: Rahasia Shandy Aulia Tetap Mesra Dengan Suami. Atur Nada Suara
4. Pewarna dispersi: yang bisa menyebabkan alergi dan ruam
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR