Nakita.id - Apakah Moms melakukan kebiasaan memakai baju baru tanpa dicuci terlebih dahulu?
Tinggalkan kebiasaan buruk tersebut mulai sekarang!
Mencuci baju baru sebelum dipakai ternyata sangat penting loh, Moms.
Meski baru membeli dan belum pernah dipakai, baju baru justru menyimpan beragam potensi masalah kesehatan yang tidak kita sadari.
Pakaian yang berasal dari toko baik di dalam etalase, atau diambil dari stok gudang yang masih terbungkus seharusnya dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai.
Baca Juga: Cek Kepribadian Anak Sejak Ia Bayi! Si Kecil Termasuk yang Mana?
Pakaian baru sangat mungkin terkontaminasi bakteri, jamur, kutu, dan juga bahan kimia seperti pewarna tergantung nagaimana alur distribusi pakaian tersebut.
Para ahli sudah mengingatkan risiko yang terdapat di dalam pakaian baru yang belum dicuci.
Virus dan bakteri yang terdapat di dalam baju tersebut dapat menyebabkan flu, infeksi jamur, bahkan menimbulkan ruam di kulit.
Kuman dan bakteri bisa masuk melalui pori-pori kulit yang diserap melalui keringat sehingga dapat menyebabkan bakteri dapat lebih mudah masuk ke dalam jaringan tubuh.
Hal yang mungkin dapat memberikan risiko pada pakaian baru adalah ketika pakaian tersebut sebelumnya telah dicoba oleh orang lain.
Jika orang tersebut mengalami infeksi kulit, maka penyakitnya sangat mudah tersebar melalui pakaian tadi.
Serat pada kain merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri, virus, dan kutu untuk melakukan perkembangbiakan.
Contohnya virus flu dan norovirus yang mampu bertahan di kain hingga 48 jam.
Jika sebelumnya pernah dicoba oleh penderita flu, virus tersebut dapat menular ke orang berikutnya satu hingga dua hari ke depan.
Selain itu, pewarna sintetis yang masih melekat pada serat-serat pakaian dapat menyebabkan dermatitis kontak, yakni peradangan kulit akibat kontak dengan suatu zat alergen tertentu.
Melansir dari Kompas.com, berikut ini bahan kimia yang memiliki kandungan berbahaya yang terdapat di pakaian baru:
1. Chromium IV: sering ditemukan pada bahan kulit dan wol yang dapat menyebabkan kontak dermatitis
2. DMF: digunakan untuk mencegah jamur dan produk pakaian dari kulit menjadi lembab.
DMF dapat menyebabkan eksim yang sulit diobati.
3. Alkofenon: digunakan untuk produksi tekstil dan kulit, merupakan zat yang beracun bagi lingkungan
Baca Juga: Rahasia Shandy Aulia Tetap Mesra Dengan Suami. Atur Nada Suara
4. Pewarna dispersi: yang bisa menyebabkan alergi dan ruam
5. Pewarna azo: sering digunakan dalam proses pewarnaan tekstil.
Baru-baru ini diketahui bahwa beberapa agen pewarna dalam azo mungkin bersifat karsinogenik dan mutagenik.
Penemuan ini telah dilakukan oleh EU REACH (Europian Union Registration, Evaluation, Authorization and Restriction of Chemicals), sebuah badan legalasi dari Uni Eropa.
6. Formalin: digunakan untuk proses finishing kain.
Paparan rendah zat ini mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan bisa menyebabkan alergi yang mempengaruhi kulit dan paru-paru.
Baca Juga: 4 Dampak Buruk Micin, Obesitas hingga Menurunkan Kecerdasan Anak!
7. Fenol terklorinasi: digunakan dalam pengolahan tekstil. Kontak dengan bahan ini terutama dalam bentuk uap bisa mengiritasi kulit, mata, dan mulut.
Dengan adanya bakteri yang berisiko tersebut, kini Moms sudah tau bahaya pakaian baru yang langsung dipakai.
Mencuci pakaian dapat mencegah penyakit kulit dan iritasi kulit.
Jangan lupa perhatikan juga petunjuk dan teknik pencucian agar pakaian benar-benar bersih dari kuman dan bakteri.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR