Nakita.id – Memiliki bayi prematur membutuhkan perawatan yang khusus, sehingga bayi yang terlahir prematur perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa waktu.
Setelah dirawat dan dipantau oleh dokter di rumah sakit beberapa waktu, bila dirasa sudah siap, bayi prematur dapat pulang ke rumah.
Tentu saja, merawat bayi prematur harus lebih ekstra ketimbang bayi yang lahir cukup bulan.
Setidaknya harus lebih telaten, juga hati-hati karena lebih rentan.
Baca Juga: Begini Cara Merawat Bayi Prematur di Rumah
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Perhatikan suhu tubuh
Bila di rumah sakit bayi masuk inkubator agar tubuhnya hangat, di rumah Moms dapat melakukan metode kanguru untuk menstabilkan suhunya.
Caranya, bayi tanpa menggunakan pakaian (hanya dipakaikan topi, popok, dan kaus kaki hangat) didekapkan ke dada Moms.
Dengan begitu, bayi akan merasa hangat.
Si kecil juga bisa diletakkan di antara payudara Moms, kemudian Moms memakai selendang yang dililitkan di perut agar bayi tidak terjatuh.
Bila Moms perlu istirahat, Moms dapat meminta Dads untuk menjaga Si Kecil.
Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan Moms dan Dads, bayi, posisi bayi, kebersihan, dan lain-lain.
Upayakan suhu kamar lebih hangat agar tubuh bayi tetap merasa nyaman.
Selimut dapat digunakan untuk menutupi tubuh bayi sehingga tidak kedinginan.
Perhatikan bila Si Kecil rewel, boleh jadi suhu ruangannya kurang hangat.
Sentuh tengkuk, lengan atau kakinya apakah mungkin ia merasa kedinginan.
Semua itu penting diperhatikan karena suhu tubuh bayi prematur belum stabil.
Orangtua harus mengupayakan lingkungan sekitar agar tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh Si Kecil secara drastis.
2. Berikan ASI
Untuk bayi prematur, ASI adalah makanan utama dan terbaik.
Berikan ASI pada Si Kecil setiap kali Ia membutuhkan.
Hanya saja, mengingat daya isap bayi prematur masih kurang bagus, maka pemberian ASI dapat dilakukan dengan ASI peras.
Berikan secara perlahan menggunakan pipet atau sendok, hati-hati jangan sampai Si Kecil tersedak.
Pemberian ASI dilakukan sedikit demi sedikit tetapi sering karena lambung dan volumenya sangat kecil.
Apalagi memang kemampuan isap dan menelannya masih belum baik, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyusu lebih lama.
Moms membutuhkan dukungan dari suami atau lingkungan terdekat agar tidak mengalami stres.
Pasalnya, dibutuhkan kesabaran esktra untuk menyusui Si Kecil ini.
Terutama jika ASI yang keluar cenderung sedikit atau malah tak keluar sama sekali, tentu keterlibatan keluarga untuk memotivasi Moms sangat dibutuhkan.
Perlu diketahui, komposisi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi prematur.
Komposisi ASI bervariasi sesuai masa gestasi.
Dibandingkan dengan ASI cukup bulan, ASI kurang bulan lebih tinggi kandungan energinya, yaitu nitrogen, protein, natrium, klorida, magnesium, seng, zat besi, dan IgA.
Bila kebutuhan ASI tak dapat dipenuhi karena satu dan lain hal, dapat diganti dengan susu formula konsentrasi tinggi yang dirancang khusus untuk bayi prematur.
Baca Juga: Mengajak Si Kecil Berenang dan Cara Melatihnya Menurut Guru Renang
3. Jaga kebersihan
Bayi prematur lebih rentan terserang infeksi karena tertular penyakit dari orang lain.
Itulah mengapa, jaga kebersihan bayi prematur.
Salah satunya dengan rutin memandikan Si Kecil menggunakan air hangat.
Peralatan mandi seperti sabun juga perlu diperhatikan kelembutannya.
Saat mandi, gosok kulit Si Kecil secara perlahan, sambil membersihkan lipatan-lipatan di bagian tubuh seperti leher, belakang telinga, paha, dan lainnya.
Bila kurang atau tidak bersih, kulit bayi berisiko teriritasi. Setelah mandi, keringkan badannya dengan handuk.
Selain itu, biasakan Moms/Dads selalu mencuci tangan terlebih dulu sebelum memegang Si Kecil.
Bersihkan atau sterilkan peralatan yang digunakan Si Kecil, seperti botol, pipet, sendok agar Si Kecil dapat terhindar dari penyakit.
4. Berikan imunisasi
Pemberian imunisasi bertujuan menjaga daya tahan tubuh bayi.
Hanya saja perlu diketahui, jadwal pemberian imunisasi bayi prematur berbeda dengan bayi lain.
Bayi prematur harus menunggu usia dan berat badan yang memadai agar tubuhnya dapat memberikan respons yang baik terhadap imunisasi.
Paling tidak, imunisasi pertama ditunda dulu sampai 1—2 bulan, sehingga setara dengan bayi yang lahir cukup bulan, baik respons maupun berat badannya.
Dengan perawatan dan penanganan yang tepat, diharapkan bayi prematur dapat mengejar ketertinggalannya, sehingga dapat tumbuh dan berkembang seperti bayi-bayi normal.
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR