Nakita.id- Kasus bullying di Indonesia masih menjadi masalah besar yang mengkhawatirkan.
Bullying bisa saja terjadi dimana pun seperti tempat kerja, sekolah, dan bahkan lingkungan bermain lainnya.
Bullying juga rentan terjadi di bangku sekolah.
Banyak anak sekolah yang menjadi korban bullying, dan bahkan berujung dengan kekerasan fisik dan kematian.
Baru-baru ini siswi SMP di Ciracas Jakarta Timur berinisial (SN) tewas bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 sekolahnya pada (14/01/2020) lalu.
Banyak beredar kabar, (SN) nekat bunuh diri karena seringkali menjadi korban bullying di sekolahnya.
Bullying adalah ancaman serius bagi kaum muda saat ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bullying mempengaruhi 20% siswa sekolah menengah dan cyberbullying mempengaruhi 16% siswa sekolah menengah.
Bullying atau penindasan dapat memiliki konsekuensi negatif jangka pendek dan jangka panjang bagi korban.
Efek jangka pendek bagi korban bullying
Efek dari bullying yang dirasakan setiap anak akan cenderung berbeda selama atau setelah menjadi korban bullying oleh teman sebayanya.
Sebuah studi UCLA dilakukan terhadap 2.300 siswa di sebelas sekolah menengah di Los Angeles.
Studi tersebut menemukan bahwa tingkat bullying yang tinggi dikaitkan dengan pencapaian nilai akademis korban yang lebih rendah di tiga tahun sekolah menengah.
Siswa yang menjadi korban bullying dinilai akan cenderung memiliki kinerja akademis yang jauh lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.
Efek jangka panjang bagi korban bullying
Apabila anak yang menjadi korban bullying segera mendapatlan perawatan kesehatan mental dan juga sistem pendukung lainnya, para korban terdapat mencegah konsekuensi jangka panjang potensial dari bullying tersebut.
Namun, tanpa penanganan yang baik anak yang menjadi korban bullying akan berisiko mengalami hal berikut:
Baca Juga: Anak Jadi Pelaku Bullying? Disiplinkan Anak Dengan Cara Berikut
1. Depresi kronis.
2. Meningkatnya risiko pikiran untuk bunuh diri, rencana bunuh diri, dan upaya bunuh diri.
3. Gangguan kecemasan.
4. Gangguan stres pasca-trauma.
5. Kesehatan umum yang buruk.
6. Perilaku merusak diri sendiri, termasuk melukai diri sendiri.
7. Penyalahgunaan zat.
8. Kesulitan membangun kepercayaan, persahabatan dan hubungan timbal balik.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | psycom.net |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR