Rasa khawatir karena gangguan kecemasan ini akan membuat kegiatan belajarnya tidak maksimal seperti kurang memerhatikan guru hingga tas yang tidak diselesaikan.
Sementara untuk gangguan kecemasan berpisah dapat berawal dari mimpi buruk atau pengalaman buruk bersama pengasuhnya.
Si Kecil yang mengalami gangguan ini akan menunjukkan penolakan, keragu-raguan, kecemasan, menangis, mengamuk, dan memohon ketika Moms dan Dads meninggalkannya.
Bahkan gangguan kecemasan perpisahan dapat mengganggu kesehatan fisiknya seperti sakit kepala, sakit perut, hingga diare ketika ditinggal.
Segeralah ke dokter apabila gejala ini muncul dalam waktu 3 bulan berturut, karena bila terlambat bisa jadi Si Kecil stres hingga mengganggu sekolahnya serta kesehariannya.
Anttention Deficit Hypercitivity Disorder (ADHD)
Gangguan mental yang dapat dialami Si Kecil selanjutnya yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau disebut juga ADHD.
Gangguan ADHD dapat memengaruhi perilaku Si Kecil dalam kesehariannya.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 11 persen anak usia sekolah didiagnosis menderita ADHD dengan gejala kurang perhatian, hiperaktif, dan implusif.
Gejala kurang perhatian bisa membuat Si Kecil melakukan kesalahan berulang kali hingga membuatnya ceroboh.
Si Kecil yang kurang perhatian akan sulit memahami tugas sekolah atau fokus pada suatu kegiatan.
Selain itu, gejala kurang perhatian ini juga dapat membuat Si Kecil tidak mendengarkan orang lain yang sedang bicara hingga mudah melupakan banyak hal.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | medicine.net |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR