Nakita.id - Moms dan Dads mungkin pernah meluapkan emosi kemarahan dengan mengamuk seperti membanting atau bahkan memecahkan barang.
Tak jarang, Si Kecil juga bisa mengamuk sama seperti yang Moms dan Dads lakukan.
Si Kecil bisa mengamuk saat Ia sedang frustrasi dengan situasi yang dihadapinya.
Moms dan Dads mungkin akan merasa pusing, kesal hingga frustasi jika Si Kecil terus-menerus mengamuk.
Baca Juga: Si Kecil Sering Mengamuk? Begini Cara Agar Anak Tak Suka Marah-marah
Menurut Prof.Dr. M. Swamenathan, seorang Konsultan Psikiater, Moms dan Dads tidak perlu khawatir karena Si Kecil mengamuk untuk meluapkan kemarahannya, dan marah itu normal.
Ini umum terjadi pada anak-anak berusia 18-36 bulan, tetapi biasanya menurun ketika ia mencapai usia empat tahun.
Pada dasarnya, Si Kecil yang masih balita penasaran dan tertarik pada hampir semua yang dilihat, dengar, rasakan, dan sentuh.
Namun, ketika Si Kecil dibatasi untuk menjelajahi lingkungannya, kemungkinan Ia akan marah dan mengamuk.
Selain itu, Si Kecil sering tidak mampu mengkomunikasikan keinginannya secara efektif karena kemampuan bahasa yang terbatas.
Jadi, ketika seorang balita gagal mengomunikasikan keinginannya kepada Moms, misalnya “aku lapar” Ia bisa menjadi murung.
Cara Menghentikannya
Moms dan Dads bisa mencoba cara ini untuk menghentikan amarah Si Kecil.
- Mengalihkan perhatiannya
Bawa Si Kecil ke lingkungan yang berbeda atau tawarkan pengganti.
- Buat Si Kecil tertawa
Wajah konyol atau suara lucu bisa membuatnya melupakan alasan mengapa Ia mengamuk.
- Bersikap normal
Berpura-pura tidak melihatnya mengamuk, tetapi tetap awasi Si Kecil.
Baca Juga: Mulai Biji hingga Daging Buah Punya Banyak Manfaat, Ibu Hamil Boleh Makan Pepaya Muda?
Si Kecil menangis dan mengamuk untuk mendapatkan perhatian, jadi ketika Ia tidak menerima, akhirnya Ia akan menyerah dan berhenti.
- Tinggalkan Si Kecil
Jika semuanya gagal, berpalinglah dari Si Kecil.
Ketika Moms dan Dads tidak bereaksi, mungkin Si Kecil akan menyerah.
Namun, pastikan Si Kecil berada dalam jangkauan Moms dan Dads.
Mencegah Si Kecil marah sampai mengamuk
- Hindari pemicu
Catat hal-hal atau tempat yang memicu kemarahan Si Kecil dan cobalah untuk menghindari tempat-tempat itu.
Baca Juga: Baru Saja Tiba di Rusia untuk Liburan, Titi Kamal Malah Tidak Senang, Kenapa?
- Amati kebutuhannya
Jangan keluar saat dia lapar atau lelah.
Bawakan camilan untuk Si Kecil makan saat Ia lapar sebelum jadwal makan tiba.
- Berikan opsi
Daripada Moms membuat keputusan, biarkan Si Kecil mengambil alih sesekali.
Misalnya, tanyakan padanya apakah Ia lebih suka pisang atau apel.
Partisipasinya dapat mengurangi risiko dia membuat ulah.
- Puji Si Kecil
Jika dia berperilaku baik, beri tahu dan puji Ia.
Ketika dia merasa kurang baik, amarah cenderung terjadi.
Semua orang bisa menggunakan pujian, termasuk Moms dan Dads.
Moms dan Dads harus menjaga diri sendiri karena amarah bisa membuat stres.
Setelah Moms dan Dads mengembangkan strategi untuk mengurangi amarah, patuhi dan lakukan itu.
Konsistensi membantu Si Kecil berperilaku lebih baik di masa depan.
Jangan terburu-buru untuk perubahan.
Butuh waktu bagi Si Kecil untuk mengubah perilakunya.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | mypositiveparenting.org |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR