Dengan begitu, ia terlatih daya konsentrasinya, bisa mempertahankan posisi tubuhnya agar tetap seimbang, bagaimana caranya ring itu masuk ke cone-nya itu," jelas Alumni Universitas Indonesia itu.
BACA JUGA: Tak Hanya Tidak Bisa Diam, ini 7 Tanda Lain jika Anak Alami Autisme
Menurut perempuan berhijab ini, terapi okupasi hanya bisa dilakukan oleh terapis ahli.
"Permainan ini harus didampingi oleh profesional atau okupasi terapis, orangtua anak special needs tidak bisa melakukan program atau aktivitas yang tidak sesuai dengan pola masing-masing anak," kata Inneke.
Terapi ini bukan hanya untuk anak berkebutuhan khusus, tapi juga untuk anak dengan gangguan sensori.
Untuk kemajuan dari terapi ini, Inneke mengatakan semua tergantung dari seberapa sering ABK tersebut melakukan terapi, dan bagaimana ABK menerima stimulasi yang diberikan dalam setiap terapi. (*)
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR