Nakita.id – Sudah menjadi hal biasa di masyarakat jika tubuh dirasa tidak enak langsung mengonsumsi vitamin.
BACA JUGA:Anaknya Jadi Pitak Setelah Dicukur, Zaskia Adya Mecca Laporkan Barbershop ini ke Hanung Bramantyo
Seolah-olah vitamin itu bisa menolak dan atau menyembuhkan kita dari sakit.
Padahal vitamin itu hanya diperlukan sedikit oleh tubuh. Itu pun sudah cukup perolehannya dari makanan, camilan, dan minuman kita sehari-hari.
Jika mengonsumsi vitamin asal-asalan, tanpa aturan, tanpa indikasi yang jelas, justru akan merugikan tubuh kita sendiri.
Penggunaan vitamin secara berlebihan, terutama untuk vitamin yang tidak larut dalam air akan menimbulkan gejala-gejala hipervitaminosis, seperti yang ditunjukkan beberapa vitamin di bawah ini:
Vitamin A
BACA JUGA: Transformasi Astrid Tiar Hamil Pertama Hingga Sekarang, Berat Badannya Pernah 104Kg!
Penggunaan vitamin A 25.000 hingga 50.000 UI sehari pada anak-anak dapat menimbulkan nyeri tulang, lesi kulit, rambut rontok, hepatosplenomegali, papiludem, perdarahan dan kelemahan.
Vitamin A memiliki efek kumulatif yang tinggi pada hati dan lemak.
Kebanyakan hipervitaminosis A terjadi akibat terlampau bersemangatnya para ibu memberikan minyak ikan kepada anak-anaknya setiap hari, karena percaya akan kemujarabannya. Misal menguatkan sistim imun tubuh, membuat badan anak tingi, dan yang paling diicar adalah membuat anak cerdas.
Vitamin D
Hipervitaminosis D dimanifestasikan dalam bentuk hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak, kelemahan, mengantuk, mual, nyeri abdomen, haus, konstipasi, kehilangan berat hingga kerusakan ginjal.
BACA JUGA: Saat Hamil Gemuk atau Kurus, Kondisi Mana yang Lebih Sehat Moms?
Pada orang dewasa amat berbahaya mengkonsumsi vitamin D dengan dosis perhari di atas 10.000 UI lebih dari dua belas minggu.
Hipervitaminosis D dapat diatasi dengan penghentian pemberian vitamin D, diet rendah kalsium, minum banyak, dan pemakaian glukokortikoid untuk mengurangi absorpsi kalsium.
Vitamin E
Pemakaian vitamin E dengan dosis 400-800 unit perhari dapat menimbulkan kaburnya penglihatan, pembesaran payudara pada wanita dan laki-laki, diare, pusing, gejala-gejala seperti flu, sakit kepala, mual dan gejala kelemahan yang tidak lazim.
BACA JUGA: Tidak Semua Belalang Bisa Dimakan, yang Satu Ini Mengandung Cacing!
Pemakaian vitamin E dengan dosis lebih 800 unit perhari pada periode lama dapat meningkatkan risiko perdarahan pada pasien yang mengalami vitamin K defisiensi, mengganggu metabolisme hormon, imunitas dan fungsi seksual.
Vitamin C
Pemakaian vitamin C dosis tinggi dapat menimbulkan gangguan tidur, sakit kepala dan gangguan pencernaan.
Dosis di atas 4 gram sehari dalam waktu panjang, dapat meningkatkan kadar oksalat di urin yang berperan dalam pembentukan batu oksalat.
Diare juga sering terjadi dengan dosis di atas satu gram sehari.
BACA JUGA: Makan 3 Porsi Pasta dalam Semingu dan Lihatlah Apa yang Akan Terjadi
Pemakaian dosis tinggi vitamin C dapat menimbulkan batu ginjal pada individu-individu tertentu.
Pada individu dengan glucose 6-P defisiensi, krisis hemolitik dapat segera terjadi.
Bagaimana Moms? Sebaiknya tidak asal memberikan vitamin pada anak jika tidak sesuai indikasi. Kecuali anak membutuhkan.
BACA JUGA: Tak Kunjung Hamil Jangan-jangan Moms Alergi Sperma! Berikut Cirinya
Penting, tidak ada vitamin yang bisa membuat anak cerdas. Anak menjadi cerdas itu harus cukup asupan gizi yang dibutuhkan dan mendapat stimulasi yang tepat.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | web md,CDC,WHO |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR