Nakita.id - Mungkin beberapa di antara Moms tak melirik industri kreatif Tanah Air karena tak sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Maka tak jarang Moms merindukan sebuah tayangan yang berbau kekeluargaan.
Jika Moms merindukan tayangan kekeluargaan, GoPlay mempersembahkan serial keluarga Saiyo Sakato.
Baca Juga: Petinggi Sunda Empire Ngotot Minta Polisi Hentikan Penyidikan karena Ganggu Tatanan Internasional, Warganet Gemas: 'Masukkan RSJ Saja'
Saiyo Sakato berkisah mengenai dua perempuan yaitu Mar (Cut Mini) dan Nita (Nirina Zubir) yang mendapati kenyataan bahwa mereka ternyata berbagi suami, yaitu Da Zul (Lukman Sardi).
Kenyataan pahit tersebut mereka dapati tak lama setelah wafatnya Da Zul, sang pemilik restoran Minang.
Tidak hanya berbagi suami, mereka juga mengelola restoran Minang dengan nama yang sama, Saiyo Sakato.
Tak hanya itu, Da Zul mewariskan buku resep yang sama kepada Mar maupun Nita.
Konflik segera muncul tatkala Mar tidak menerima tindakan Nita yang nekat membuka usaha restoran masakan Minang dengan nama serupa persis di seberang restoran miliknya.
Gina S. Noer, kreator serial Saiyo Sakato mengatakan ide muncul ketika ia tengah membeli sate ayam di pinggiran Jakarta pada 2015.
Ide tersebut terus berkembang, bahkan sempat dilirik oleh sebuah stasiun televisi swasta.
Namun Gina dan Wahana Kreator tetap konsisten mencari proses kreatif termaksimal untuk
ide ini.
Hingga akhirnya bertemu dengan GoPlay, platform video-on-demand yang merupakan bagian
dari ekosistem Gojek.
Sebelumnya, Gina sudah pernah membuat film keluarga Dua Garis Biru, lantas mengapa ia memilih membuat serial keluarga lagi kali ini?
"Kenapa sih soal keluarga? Mungkin sebenarnya saya melihat keluarga itu cerminan dari banyak hal.
Bagi saya cukup menarik sekali ketika ada sekumpulan orang yang ditakdirkan untuk hidup bersama dan di dalamnya tidak selalu cocok dan selalu ada kesalahan-kesalahan.
Maka ketika saya membuat cerita keluarga, saya selalu penasaran bagaimana kondisi setiap orang dalam keluarga itu ketika berhadapan dengan situasi yang tidak ideal," ucap Gina.
"Menariknya di Indonesia kultur keluarga kental sekali tapi karena kental itu juga tidak banyak karya-karya yang membicarakan keluarga dengan apa adanya dengan kebaikannya maupun kesalahannya.
Makanya ketika ngomongin Dua Garis Biru dan Saiyo Sakato, ada hal-hal yang sebenarnya ada tapi ga pernah mau diomongin dan untungnya sekarang ada mediumnya.
Kan ga mungkin ngomongin kisah seperti ini dalam waktu dua jam gitu, saya dengan teman-teman penulis penasaran untuk mengulik karakter ini," tambahnya.
Cut Mini yang didapuk sebagai Mar mengungkapkan concernnya karena mendapat peran seorang wanita asal Minang.
"Ketika reading yang saya concern adalah saya harus dapat yang ngajarin saya untuk berbahasa Minang.
Ga mau tahu pokoknya bagaimana caranya saya harus bisa berbahasa Minang paling tidak logatnya," ucap Cut Mini.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR