Nakita.id - Dalam rangka mewujudkan program Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yaitu "Indonesia Ramah Anak 2020", salah satu hal yang yang harus dicapai adalah pemenuhan gizi yang baik untuk keluarga.
Pemenuhan gizi yang baik untuk keluarga memang menjadi tanggung jawab semua pihak.
Namun di dunia kesehatan anak indonesia saat ini terjadi suatu hal yang bertolak belakang.
BACA JUGA Dr. Reisa Broto Asmoro: Jangan Ganti ASI Dengan Susu Kental Manis!
Menurut data terakhir Rikesdas (2013) menunjukan, angka stunting (pendek) yang menjadi indikator kekurangan nutrisi pada anak menigkat. Di Indonesia tahun 2007 angka stunting di Indonessia sebesar 36,8 persen, 2010 menunjukan angka 35,6 persen dan pada 2013 pada anka 37,2 persen.
Disisi lain, angka obesitas (kegemukan) yang menjadi indikator kelebihan zat gizi juga meningkat. Dari data riskesdas Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen.
BACA JUGA Lucu! Raffi Kasih Nagita Kado, Rafathar Langsung Bereaksi Seperti ini
Lalu mengapa hal ini bisa terjadi ya Moms?
Menurut dr. Marya W Haryono, M.Gizi, Sp. GK, saat diwawancara di acara Fun Discussion (14/12) yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Jurnalis Penulis Kesehatan (K2JPK) bersama Kementerian Negera Peranan Wanita dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, pengaturan gizi pada aank dimulai dari keluarga.
Agar status gizi anak tidak kurang dan tidak lebih Moms harus memberikan anak makanan bervariasI yang bergizi seimbang untuk mencegah masalah tumbuh kembang pada anak.
BACA JUGA Kenapa Bulu Kemaluan Keriting dan Kusut? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Dokter Marya juga membagikan tips kepada Moms untuk memenuhi keseimbangan nutrisi pada anak.
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR