Nakita.id - Moms, pernahkan mendapati Si kecil kejang saat demam? Apa yang pertama kali Moms lakukan saat menghadapi Si Kecil kejang?
Sebagian ibu atau orangtua akan panik saat melihat anaknya kejang.
Padahal sebenarnya Moms tak perlu panik saat Si Kecil kejang.
Dengan catatan, kejang ini memang disertai dengan demam.
Menurut dokter spesialis anak, dr. Windhi Kresnawati, SpA., kejang bukanlah suatu penyakit melainkan sebuah gejala penyakit.
BACA JUGA: Gejala Kanker Otak Anak yang Banyak Tak Disadari, Salah Satunya Kejang
"Kejang bukan penyakit tapi gejala dari suatu penyakit.
Penyakitnnya seperti celebral palsy, epilepsi, meningitis, ensefalitis, kanker otak dan lain-lain," kata Windhi dalam seminar "Kupas Tuntas Demam Pada Anak" oleh Yayasan Orangtua Peduli, Minggu, (8/4/2018) di Bintaro, Tangerang Selatan.
Kejang demam umumnya terjadi disertai dengan demam tinggi dan tidak bisa ditentukan pada suhu berapa kejang demam bisa terjadi.
"Kalau demam menggigil itu salah satu respon tubuh kita untuk memproduksi panas, maka ada risiko kejang, dan kejang demam ini tidak bisa dicegah," ungkap Windhi.
BACA JUGA: Agar Tak Salah Beli Baju di Online Shop, Ikuti Trik Novita Angie Yuk!
Perlu dicatat Moms, tidak semua anak demam tinggi selalu merasakan kejang.
Pada banyak anak yang demam, kejang tidak terjadi.
Tapi ada pula anak yang mengalami kejang saat demam, bisa terjadi jika Si Kecil memiliki riwayat keluarga yang kejang demam.
"Tidak ada batasan kalau kejang itu suhunya diatas 39 derajat.
Ada anak suhu tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi kejang, bisa saja karena punya riwayat keluarnyayang pernah kejang, jadi si anak ada bakat kejang saat panas," lanjut Windhi.
Kejang demam juga tidak akan memengaruhi kerusakan otak karena tidak dipengaruhi oleh aktivitas syaraf.
"Kejang demam sederhana tidak ada kaitannya dengan IQ otak, karena kejang demam tidak memengaruhi sistem syaraf pusat," sambung Windhi.
Mengapa Moms tak perlu khawatir bila Si Kecil mengalami kejang demam?
BACA JUGA: Kok Warna ASI Berubah Menjadi Pink? Jangan Panik, Ini Penyebabnya!
Karena kejang demam tidak memiliki risiko penyakit yang lebih serius, namun tetap diperlukan observasi jika Si Kecil demam tinggi dengan tanda gawat darurat.
Tanda gawat darurat saat demam tinggi, yaitu:
- Sesak napas
- Bibir kebiruan
- Leher seperti tertarik saat nafas
- Dehidrasi berat
- Penurunan kesadaran
- Kejang > 15 menit dan terus berulang dalam 24 jam.
Bila Moms mendapati ciri gawat darurat diatas saat Si Kecil demam, segeralah pergi ke dokter untuk penanganan yang tepat.
Moms juga perlu mengetahui tabel gejala penyakit yang ditandai dengan kejang ini agar mengetahui acuan kejang demam yang biasa terjadi.
Kejang Demam | Epilepsi | Meningitis Ensefalitis | |
Demam | Pencetus | Tidak ada kaitannya | salah satu gejalanya |
Kelainan otak | (-) | (+) | (+) |
Kejang berulang | (-) kadang bisa berulang | (+) | (+) |
Kecerdasan turun pasca kejang | (-) | (-) | (+) |
(Tabel: Seminar "Kupas Tuntas Demam Pada Anak" oleh Yayasan Orangtua Peduli)
Dari tabel diatas, dapat diketahui jika kejang demam tidak berbahaya, karena tidak ada risiko kelainan otak, dan tidak berpengaruh pula pada kecerdasan yang menurun.
Sedangkan untuk penyakit epilepsi dan meningitis ensefalitis, ada risiko terdapat gangguan pada otak.
BACA JUGA: 2 Bahan Ini Ampuh Hilangkan Maskara Waterproof, Coba dan Buktikan Yuk!
Nah Moms, tak perlu khawatir jika melihat Si Kecil kejang, tapi penting untuk mengamatinya.
Catat berapa lama kejang itu terjadi, disertai dengan demam atau tidak, dan apakah kejang di seluruh tubuh atau hanya sebagian tubuh.
Jika salah satunya terjadi pada Si Kecil, dan ada tanda gawat darurat seperti diatas, segeralah menghubungi dokter untuk mendiagnosis adakah risiko epilepsi atau meningitis.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR