Nakita.id - Kepala merupakan bagian tubuh yang cukup sensitif terutama bagi bayi yang baru saja lahir.
bayi yang baru lahir akan cenderung memiliki tekstur kepala yang belum kuat seutuhnya.
Sebagai seorang Moms tentunya harus sangat memperhatikan dan menjaga baik-baik kondisi kepala Si Kecil.
Namun, tak sedikit pula kasus yang menyebabkan kepala bayi terbentur.
Benturan tersebut bisa disebabkan karena bayi jatuh dari tempat tidur, posisi bantal yang tak sesuai, bisa juga terbentur tembok tak sengaja pada saat tidur atau sedang digendong.
Biasanya apabila terbentur, kepala bayi akan cenderung alami benjolan.
Namun, ada pula yang sampai harus mengalami geger otak karena benturan yang sangat amat keras.
Nah berikut hal yang bisa dilakukan ketika kepala bayi Moms mengalami benturan:
1. Pantau terlebih dahulu selama 48 jam.
Biasanya bayi yang terbentur ringan tidak memerlukan perawatan apa pun, hal yang perlu dilakukan hanya memantau bekas benturan tersebut secara cermat selama 48 jam.
2. Ketahui bagian tubuh mana yang terbentur.
Coba periksa dengan teliti, bagian tubuh mana yang terbentur apakah wajah, kepala, atau bagian tubuh lainnya.
3. Perhatikan kronologi kejadian.
Perhatikan ketinggian saat bayi Moms terjatuh, lalu membentur media apakah (kursi, lantai, dan lain-lain).
Ketahui juga proses jatuhnya, apakah langsung ke lantai atau terbentur sesuatu terlebih dahulu.
Bagaimana posisi jatuhnya, apakah tengkurap, telungkup. serta pastika bagian mana yang terbentur.
Baca Juga: Kerap Dianggap Sepele, Siapa Sangka Kebiasaan Sederhana Ini Ternyata Bisa Merusak Kesehatan Mata
4. Bawa ke rumah sakit apabila benturan tersebut keras
Biasanya bayi yang mengalami benturan keras akan berisiko alami geger otak. Maka hal tersebutlah yang membuat Si Kecil harus segera dilarikan ke rumah sakit.
5. Ceritakan pada dokter kejadian sesungguhnya
Setibanya di rumah sakit Moms bisa ceritakan bagian mana saja yg terbentur cukup keras. Biarkan dokter langsung melakukan observasi kepada bayi Moms.
Source | : | health.harvard.edu |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR