Nakita.id – Moms, kita berpikir sarapan adalah hal yang penting untuk menambah energi dan menjaga kondisi tubuh.
Terlebih bagi Si Kecil yang membutuhkan banyak energi. Namun sarapan juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Menurut seorang ahli diet Frenziska Spritzler,RD, CDE, sarapan bisa memicu penyakit serius.
“Meskipun bagi beberapa orang sarapan itu penting, tapi lebih baik tidak sarapan sama sekali jika sarapannya tidak sehat.” Ujar Spritzler dilansir dari Health line.
Baca juga: Sedikit yang Tahu, Ini 10 Tip Bedakan Handphone Samsung Asli Vs Palsu
Sarapan yang sehat termasuk serat, protein, dan lemak sehat akan memberi energi dan membuat kita merasa kenyang.
Tapi, ketika sarapan dengan makanan yang tidak sehat bisa membuat Moms dan Si Kecil malah lesu, membuat tambah gemuk sampai meningkatkan risiko penyakit kronis.
Untuk itu, Moms perlu tau apa saja menu sarapan yang berbahaya jika di konsumsi pagi hari.
Sereal
Banyak yang salah kaprah tentang sereal. Dinggap menu sarapan baik untuk menambah nutrisi dan energi terutama untuk Si Kecil.
Laporan 2011 oleh Environmental Working Group (EWG) yang memeriksa beberapa sereal sarapan paling populer yang dikonsumsi anak-anak, ditemukan bahwa sajian 1 mangkuk sereal mengandung lebih banyak gula daripada 3 kue coklat. Kaget kan?
Bahkan pilihan sereal "bergizi", seperti granola yang mengandung gandum, sering dikombinasikan dengan gula. Jadi kadar gulanya tinggi.
Padahal kita tahu asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan resiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kondisi kronis lainnya.
Baca juga: 12 Momen Emas Bayi yang Sebaiknya Jangan Dilewatkan, Lakukan Stimulasi
Roti panggang dengan margarin
Roti panggang dan margarin memang enak untuk dijadikan sarapan karena tidak mengandung lemak jenuh atau gula.
Namun, ada dua alasan mengapa sarapan ini tidak dianjurkan. Pertama karena tepung dalam kebanyakan roti telah disaring, hal ini akan memberi sedikit nutrisi dan sedikit serat.
Karena tinggi karbohidrat olahan dan rendah serat, bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Kedua, margarin mengandung lemak trans yakni lemak yang paling tidak sehat.
Kue Muffin
Muffin terbuat dari tepung halus, minyak nabati, telur dan gula. Jadi yang menyehatkan dari Muffin itu hanya telurnya.
Bahkan muffin yang dijual di toko kue memiliki kandungan gula sangat besar. Satu review menemukan bahwa muffin melebihi ukuran porsi standar USDA sebesar 333%. Hal ini diyakini menjadi pemeran utama menimbulkan obesitas.
Baca juga: Ini Rahasianya Agar Tangan Tidak Keriput Meski Banyak Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga
Jus buah
Salah satu pilihan terburuk sebagai menu sarapan adalah jus buah. Apalagi jus buah yang dijual di pasaran (kemasan) sebenarnya mengandung sedikit jus dan dipermanis dengan gula atau sirup jagung fruktosa tinggi. Kadar gula tinggi meningkatkan risiko obesitas, sindrom metabolik, diabetes tipe 2 dan penyakit berat lainnya.
Bahkan 100% jus buah mengandung banyak gula. Mengonsumsi jus buah dalam jumlah besar dapat memiliki efek yang sama terhadap berat badan dan kesehatan karena meminum minuman manis.
Minum jus buah akan menyebabkan gula darah meningkat sangat cepat. Karena tidak ada lemak atau serat untuk memperlambat penyerapan. Kenaikan insulin dan penurunan gula malah membuat tubuh merasa lelah, goyah dan lapar.
Tomat
Konsumsi tomat di pagi hari untuk sarapan sangat tidak disarankan. Sebab kandungan asam pektin dan tannicnya dapat meningkatkan masalah lambung.
Makan pisang
Para ahli mengatakan kadar magnesium akan meningkat secara drastis jika kita makan pisang saat perut kosong.
Sebab makan pisang dalam keadaan perut kosong dapat meningkatkan jumlah magnesium dalam darah yang membahayakan jantung.
Bagaimana Moms, sudah semakin paham kan sekarang.
Jadi berikanlah yang terbaik bagi keluarga, dengan cara memberikan menu sarapan bergizi tinggi dan baik bagi kesehatan diawal hari sebelum memulai aktivitas.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | tribunnews,Health line |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR