Nakita.id - Apakah Moms salah satu penyuka masakan rendang?
Di masa dahulu, makanan adat khas Sumatera Barat ini disajikan saat diadakan acara Minangkabau.
Namun saat ini, rendang juga banyak ditemui di perayaan hari besar seperti Idul Fitri.
BACA JUGA: dr Reisa Masih Pakaikan Bedong untuk Si Kecil, Begini Penjelasannya
Satu hal yang menjadi salah kaprah yakni rendang merupakan teknik memasak, bukan nama menu makanannya.
Seorang penulis buku “Rendang Traveler”, Reno Andam Suri menjelaskan rendang sendiri merupakan proses memasak yang dimulai dari gulai, kalio sampai akhirnya menjadi rendang.
“Ada seorang chef yang bilang rendang itu teknik mengawetkan. Tapi, jadi awet itu sebenarnya bonusnya. Rendang itu sebenarnya teknik memasak, seperti halnya tumis, atau oseng-oseng, itu kan sebenarnya cara memasak,” kata Reno seperti dikutip dari Kompas.com.
Tetapi menurut Reno, jika kini rendang disebut menjadi nama makanan tentu sah-sah saja.
Berbagai macam daging pun bisa direndang, seperti daging sapi, ayam, bebek, kambing, itik, kerang, telur, kerbau, hingga aneka daun tanaman.
Rendang mungkin bisa menjadi salah satu masakan Indonesia yang digemari banyak orang.
BACA JUGA: Terlihat Cantik dari Belakang, Gisel Terkejut Lihat Wajah Gempi Ini!
Rasa gurih dan pedas, serta empuknya daging mungkin menjadi alasan orang menyukainya.
Tetapi benarkah hal ini tidak berlaku bagi orang-orang luar negeri?
Hanif Makarim, S.Kom, M.Laws, Kepala Subdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Deputi Akses Permodalan di Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) menjabarkan alasannya.
"Rendang itu katanya makanan paling enak, tapi di beberapa negara tidak diterima. Karena dianggap (dagingnya) terlalu matang, masaknya terlalu lama," jelasnya saat diwawancarai tim Nakita.id dalam acara Incubator Camp Blue Band Master Oleh-oleh di kawasan Jakarta Selatan, ditulis Kamis 12 April 2018.
Ia pun menyebutkan yang menganggap jika daging rendang terlalu matang yaitu orang-orang Eropa.
BACA JUGA: Jarang Terekspos, Ini Potret Adik Tina Toon yang Tampan dan Pintar
Rasa daging rendang yang pedas juga menjadi alasan sulit mengenalkan masakan ini ke negara lain.
"Kalau rasa masakan spicy itu di beberapa negara susah ya. Orang Jepang itu tidak bisa makan pedas, mungkin kalau rendang murni seperti rendang Indonesia, susah untuk bisa masuk ke sana. Biasanya rasa masakannya sudah dimodifikasi sesuai selera di sana," pungkasnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR