Nakita.id - Selain nutrisi, eliminasi (pembuangan) adalah hal yang juga harus diperhatikan.
Berbicara mengenai eliminasi, hal yang mungkin penting untuk dibahas adalah buang air kecil (BAK).
Dilansir dari bladderandbowel.org, jumlah normal untuk buang air kecil per hari adalah antara 6 - 7 dalam 24 jam.
BACA JUGA: Obat Alergi Sebabkan Sering Buang Air Kecil
Antara 4 dan 10 kali sehari juga bisa dikatakan normal.
Frekuensi buang air kecil normal juga tergantung pada seberapa banyak cairan yang Anda minum dalam sehari dan jenis cairan yang diminum.
Namun, frekuensi normal buang air kecil pada anak-anak dapat berbeda dengan orang dewasa.
Pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dan bila ASI belum terlalu banyak, biasanya frekuensi BAK juga masih jarang hingga memasuki minggu pertama kehidupan.
Saat minggu pertama kehidupan, bayi yang mendapat asupan ASI cukup dapat BAK enam kali sehari atau lebih.
BACA JUGA: Kenali Berbagai Penyebab Diare Bayi, Perhatikan Moms!
Tergantung pada seberapa sering bayi makan/minum.
Biasanya, hingga usia bayi akan jam. Hingga usia 12 bulan, frekuensinya bertambah menjadi setiap 2-3 jam sekali.
Jika lebih dari itu, tak masalah, sepanjang tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau bayi terlihat lesu rewel.
Di usia selanjutnya, frekuensi BAK minimal 1 kali tiap 6 jam.
Namun bagaimana pada anak yang jarang BAK?
Ini kemungkinan yang terjadi:
Ibu kurang banyak minum sehingga bayi sedikit mendapatkan cairan (ASI).
BACA JUGA: Anak Muntah Bisa Jadi Bukan karena 'Masuk Angin', ini Penyebabnya
Anak sedang mengalami muntah-muntah atau berkeringat berlebihan sehingga berdampak pada frekuensi BAK-nya.
Segera bawa ke dokter untuk mencari penyebabnya dan mencegahnya dari dehidrasi.
Pada anak laki-laki, perhatikan ujung kulup penisnya, apakah terlihat kecil atau tidak.
BACA JUGA: Cara Tepat Membersihkan Penis dan Bokong Bayi
Bila ya, bisa jadi ia mengalami phymosis (ujung kulup kecil sehingga menyebabkannya jarang pipis.
Mengatasinya, dokter akan menyunat si kecil untuk menghindari terjadinya infeksi pada saluran kencing.
Pada anak perempuan, bisa disebabkan oleh infeksi di organ intimnya yang juga bisa menyebabkan frekuensi berkemihnya menjadi lebih sering (selain kurang).
BACA JUGA: Ajarkan Si Kecil Untuk Tidak Menahan Pipis, Jika Tidak Ingin Sakit ini
Supaya tak terjadi, setiap kali anak usai pipis, bersihkan seputar vaginanya sampai kering.
Sisa air seni yang mengendap di lipatan-lipatan sekitar kelaminnya menjadi penyebab infeksi.
Perhatikan cara cebok, jangan dari arah belakang ke depan, tapi sebaliknya dari depan ke belakang, agar kotoran dari anus tidak terbawa ke vagina.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | bladderandbowel.org |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR