Tubuh akan memperlakukan jasad janin ini sebagai benda asing dan menilainya sebagai potensi sumber infeksi.
Karena itu, tubuh kemudian menyelimuti jasad janin dengan berlapis-lapis kalsium untuk mencegah infeksi menyebar.
Lewat proses ini, akhirnya janin pun membatu di dalam perut sang ibu.
Sepanjang sejarah umat manusia, kejadian janin membatu dilaporkan berjumlah kurang dari 300 kasus.
Ibu yang mengalaminya ada yang selalu mengalami keguguran setiap hamil, namun ada pula yang bisa menjalani kehamilan dan persalinan dengan normal.
BACA JUGA: Usung Tema Kartini, Geng Sosialita Ini Niat Banget dan Siapa Paling Cantik?
Tak perlu khawatir, Moms, dengan kemajuan teknologi pemeriksaan kehamilan selama 50 tahun terakhir ini, komplikasi kehamilan seperti janin tak berkembang akan dengan mudah terdeteksi.
Janin membatu pun hanya cerita dari masa lalu. (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita,The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR