Nakita.id.- Baru-baru ini tersiar berita tentang seorang nenek berusia 90-an di Chile “mengandung” janin yang telah membatu di dalam perutnya selama 50 tahun.
Kondisi ini diketahui setelah nenek tersebut jatuh dan melalui pemeriksaan x-ray. Dokter menemukan adanya janin yang telah membatu seberat sekitar 2 kg di dalam perut sang nenek.
Fenomena janin membatu ini disebut lithopedion, berasal dari kata ”batu” dan ”anak” dalam bahasa Yunani.
BACA JUGA: Moms, Ini Yang Akan Dilakukan Dokter Bila Pertumbuhan Janin Terhambat
Menurut catatan dunia medis, fenomena ini pertama kali dilaporkan pada abad ke-10 oleh seorang ahli pengobatan bernama Albucasis.
Janin membatu diduga berasal dari janin yang tidak berkembang akibat kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
Umumnya, janin pada kehamilan ektopik tidak akan bertahan hidup sehingga Moms mengalami keguguran.
BACA JUGA: Basuh Wajah dengan Air Beras, Dapatkan Sederet Manfaat Menakjubkan
Namun, pada kasus langka, janin akan terus bertumbuh sampai ukuran tertentu sebelum akhirnya mati.
Tubuh akan memperlakukan jasad janin ini sebagai benda asing dan menilainya sebagai potensi sumber infeksi.
Karena itu, tubuh kemudian menyelimuti jasad janin dengan berlapis-lapis kalsium untuk mencegah infeksi menyebar.
Lewat proses ini, akhirnya janin pun membatu di dalam perut sang ibu.
Sepanjang sejarah umat manusia, kejadian janin membatu dilaporkan berjumlah kurang dari 300 kasus.
Ibu yang mengalaminya ada yang selalu mengalami keguguran setiap hamil, namun ada pula yang bisa menjalani kehamilan dan persalinan dengan normal.
BACA JUGA: Usung Tema Kartini, Geng Sosialita Ini Niat Banget dan Siapa Paling Cantik?
Tak perlu khawatir, Moms, dengan kemajuan teknologi pemeriksaan kehamilan selama 50 tahun terakhir ini, komplikasi kehamilan seperti janin tak berkembang akan dengan mudah terdeteksi.
Janin membatu pun hanya cerita dari masa lalu. (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita,The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR