Nakita.id - Cara melatih anak tunggal agar mudah bergaul dan berbagi dengan luangkan #FamilyQuality.
Melatih anak tunggal agar mudah bergaul dan berbagi ternyata bisa dilakukan dengan meluangkan #FamilyQuality bersama Si Kecil.
Setiap Moms yang memiliki anak tunggal mungkin memiliki kekhawatiran tertentu mengenai perkembangan si buah hati.
Mungkin hal tersebut juga memicu munculnya pemikiran apakan Si Kecil nantinya akan menjadi lebih nyaman bergaul dengan orang dewasa ketimbang anak seusianya.
Atau, apakah dia akan merasa kesepian karena tak memiliki kakak atau adik untuk diajak bermain bersama?
Juga bisa jadi muncul kekhawatiran bahwa anak ini akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit berbagi, karena terbiasa hidup seorang diri dan menjadi pusat perhatian di rumah.
Dilansir dari Kompas.com, penelitian mengungkap, anak tunggal bakal sama bahagianya dengan anak lain kok, Moms.
Yakni mereka akan sama-sama percaya diri, memiliki banyak teman, dan sama-sama mampu berbagi, sepanjang dibimbing oleh orangtua tentunya.
Nah, sebagai Moms yang memiliki anak tunggal, tiga kegiatan dengan meluangkan #FamilyQuality ini bisa dilakukan dengan Si Kecil.
Baca Juga: Lakukan #FamilyQuality Bersama Anak dengan Permainan Ini yang Bisa Kembangkan Soft Skill Anak
1. Mengajarkan Anak Belajar berbagi
Tentu saja, ada saja anak-anak tunggal yang mengalami kesulitan bergaul dengan teman sebayanya.
Namun, hal itu bukan perkara mutlak akibat anak tersebut tak memiliki saudara kandung lho, Moms.
Demi menghindari anak semata wayang yang masih berusia 3-4 tahun berubah menjadi anak yang manja, dan tak bisa bergaul, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua.
Misalnya, dorong dia untuk berbagi mainan dan barang miliknya dengan teman-temannya, tetangga, dan anak-anak lain di kegiatan pra sekolah.
Awalnya, mungkin dia akan merasa hal tersebut sulit untuk dilakukan, karena terbiasa memiliki segalanya sendiri.
2. Menunjukan Alternatif ke Anak
Saat Moms melihat anak berdebat dengan salah satu temannya, Moms mungkin tergoda untuk mengambil mainan itu agar tak diperebutkan.
Namun, hukuman semacam ini hanya akan mengajarkan Si Kecil untuk tetap bersengketa, tanpa mengundang perhatian orangtuanya.
Jadi, jauh lebih baik untuk menunjukkan kepada si anak bahwa temannya dapat bermain dengan mainan itu selama beberapa menit, kemudian dia bisa bergantian.
3. Mengajarkan Anak Belajar Turn-taking
Sebagi informasi, Turn-taking adalah keterampilan sosial yang penting untuk mengajar anak tunggal.
Kemampuan untuk menunggu di saat orang lain menerima perhatian tidak datang secara alami kepada sebagian besar anak -terutama anak satu-satunya.
Sebenarnya, banyak kesempatan di rumah untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada anak balita.
Misalnya, membuat si anak menunggu mendapat giliran menerima kue, sebelum ayah dan bundanya menerima lebih dulu.
Atau, banyak hal yang lain yang bisa dipakai untuk menjaga si anak tidak mendapatkan keinginannya seketika, dan dibuat menunggu dalam patokan tertentu.
Latihan semacam itu, efektif melatih anak tunggal untuk menerima turn-taking sebagai bagian normal dari kehidupan di tengah keluarga.
Seperti halnya keterampilan sosial lain, kemampuan untuk mengikuti aturan dalam sebuah permainan merupakan hal yang bisa dipelajari di rumah.
Moms juga bisa coba memainkan permainan yang melibatkan aturan dengan si buah hati dan pelan-pelan jelaskan mengapa hal itu harus dipatuhi.
Jika dia memahami dan menerima hal ini saat bermain game dengan ayah/bunda-nya, maka kemungkinan dia akan bisa mengikuti aturan saat bermain game dengan teman-temannya.
Nah, kini Moms sudah tahu kan cara melatih anak tunggal agar mudah bergaul dan berbagi? Selamat mencoba!
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR