Nakita.id - Sinusitis tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada bayi serta anak-anak.
Rentang usia anak yang paling sering mengalami sinusitis yakni usia anak menjelang sekolah, yakni usia 5 – 10 tahun.
Pada umumnya sinusitis sukar didiagnosis secara fisik karena gejalanya yang sangat mirip dengan pilek.
Setidaknya dibutuhkan SPN (sinus paranasal), pemeriksaan CT scan, atau endoskopi untuk benar tidaknya sinusitis dengan melihat keadaan hidung lebih dalam.
BACA JUGA: [Reportase] Jangan Sampai Salah, Begini Dosis Obat Demam Untuk Ibu Hamil
Sinusitis akan berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tuntas.
Meskipun sangat jarang, Dr. Bono Humana Mahyudin, SpTHT-KL mengatakan sinusitis dapat membuat anak mengalami pembengkakan di kelopak mata serta tulang pipi, memicu kambuhnya asma, hingga meningitis.
Nah, penanganan awal sinusitis dapat dilakukan di rumah sesuai dengan penyebabnya.
Misalnya dengan menggunakan cairan nasal saline yang dapat berupa nasal drop atau nasal spray.
Pemberian nasal saline bisa diberikan sesuai dengan kebutuhan anak.
Semakin kental cairan yang keluar dari hidung maka semakin sering pula orang tua untuk melakukan pemberian nasal saline.
Namun penanganan ini tentu berbeda ketika sinusitis memiliki gejala yang lebih berat.
BACA JUGA: Dinyatakan 'Paling Bersih', 11 Buah dan Sayur ini Tak Perlu Dibeli Secara Organik
Jika sinusitis memiliki gejala yang lebih berat, penggunaan obat anti radang untuk hidung (intra nasal spray) dapat dilakukan.
Namun tentu dengan arahan dan petunjuk dari dokter.
Selain itu, pembedahan pun mungkin harus dilakukan jika sinusitis tetap ada meski telah menjalani serangkaian terapi medis.
Bedah sinus endoskopik yakni salah satu pilhan penanganan untuk sinusitis yang parah.
Di sini dokter akan membuka saluran drainase alami dari sinus untuk membuatnya lebih lebar, sehingga membuka sirkulasi dalam sinus dan mengurangi jumlah infeksi.
BACA JUGA: Yuk Moms, Kenali Tonggak Perkembangan Anak Berusia 3-4 Tahun
Ada beberapa hal yang sebenarnya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dan pencegahan sinustis pada anak.
- Jauhkan anak atau bayi dari lingkungan yang dapat memicu alerginya.
- Minimalkan paparan terhadap polutan seperti asap rokok.
- Jaga selalu rumah agar tetap bersih dari debu dan asap.
- Obati penyakit refluks asam lambung jika pernah ditemukan pada anak.
- Jaga suasana kamar anak tetap lembab.
- Gunakan humidifier untuk menjaga kelembaban ruangan pada 45-50%.
- Biarkan udara segar masuk ke dalam rumah.
Tips Masak Praktis dan Tetap Bergizi untuk Keluarga Tercinta, Moms yang Sibuk Bisa Coba Juga!
Source | : | nakita,mom junction,IDAI |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR