Nakita.id – Belakangan ini, pertemuan langka Raffi Ahmad dan Yuni Shara tengah ramai diperbincangkan.
Pasalnya, setelah delapan tahun putus, Raffi dan Yuni akhirnya kembali bertemu
Hal tersebut pertama kali terlihat dari unggahan Instagram Story Raffi Ahmad.
Menariknya, bukan hanya pertemuan Raffi dan Yuni yang disoroti, ekspresi keduanya saat bertemu rupanya juga mencuri perhatian.
Melalui kanal YouTube ESGE ENTERTAINMENT, psikolog dan pakar mikro ekspresi, Joice Manurung, pun mengungkap makna raut wajah keduanya.
Menurut Joice, Yuni Shara tampak santai dan menanggapi pertemuannya dengan Raffi sebagai suatu candaan.
“Kalau saya lihat sang wanita, Yuni sendiri tidak merasa canggung ya. Dia tidak punya beban apapun, jadi dia menanggapi ini sebagai sebuah joke.
Joke itu dia respon juga dengan sesuatu yang ringan, spontan, natural,” ujar Joice.
Sementara itu, hal yang berbeda justru ditunjukkan oleh Raffi.
Baca Juga: Terungkap Bukan Pertemuan Biasa, Raffi Ahmad Juga Lakukan Hal Ini Saat Bertemu dengan Yuni Shara
Joice mengatakan suami Nagita Slavina ini tampak lebih canggung dibandingkan sang mantan kekasih.
“Kalau saya lihat Raffi nya lebih canggung dibandingkan mbak Yuni. Bukan karena dia punya perasaan, tapi lebih karena dia tahu (pertemuan) ini menjadi pantauan publik,” sambungnya.
Salah satu kecanggungan yang ditunjukkan Raffi adalah dengan menjulurkan lidah.
“Lebih menarik ketika kita melihat sang pria, canggungnya ada. Misalnya menjulurkan lidah, itu adalah bentuk manipulated behavior, yang tujuannya untuk mengalihkan,” ungkap Joice.
Menurutnya, rasa canggung itu muncul karena Raffi berpikir bahwa akan ada banyak orang yang mengait-ngaitkan dirinya dengan Yuni lagi.
“Dia tahu ini pasti memunculkan kecanggungan, karena dalam mindset nya dia, ini mantan pacar kan. Sehingga orang pasti akan mengait-ngaitkan, beban itu lebih berat di Raffi dibandingkan Yuni,” ucap Joice.
Yang tak kalah menarik adalah ketika Yuni Shara memegang kepala sang mantan.
Meski terkesan mesra, Joice mengatakan momen tersebut justru memperlihatkan keduanya sudah seperti layaknya dua saudara yang kembali bertemu.
“Kepala itu bagian dari otoritas sebenarnya. Dengan dia bisa memegang kepala, dia memaknai sang pria itu sebagai sosok yang dilindungi, sosok yang lebih di-emong (dimanjakan).
Bentuknya afeksi sebenarnya, bahwa ini orang yang saya lindungi, yang saya sayangi, bukan lagi bentuk perasaan emosional mencinta, layaknya pria dan wanita. Tapi lebih kepada hubungan emosional yang sudah lebih jauh, seperti saudara,” pungkas Joice.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | youtube.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR