Nakita.id - Micin alias monosodium glutamat (MSG) adalah penambah rasa yang biasa ditambahkan kedalam makanan, yang ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh seorang ahli kimia Jepang bernama Kikunae Ikeda.
Awal ditemukannya MSG bahannya diambil dari rumput laut.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), saat ini MSG dibuat dengan memfermentasi pati gula, tebu, atau tetes tebu.
Baca juga: Inilah 10 Aktris Korea Yang Dihujat Karena Merokok di Layar Kaca
Mengenai MSG sendiri FDA telah menerima banyak laporan anekdot prihal reaksi buruk makanan yang mengandung MSG.
Reaksi ini dikenal sebagai gejala MSG, seperti: sakit kepala, berkeringat, sesak, mati rasa, kesemutan atau terbakar di wajah, leher, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mual, dan masih banyak lagi.
Tapi dari sekian banyak riset dilakukan sejak muncul kabar MSG berbahaya bagi kesehatan, juga bisa menyebabkan kebodohan, tidak ada yang bisa menemukan bukti pasti adanya hubungan antara MSG dan gejala-gejala di atas.
Peneliti malah menyatakan pada sebagain orang bisa saja muncul reaksi jangka pendek gara-gara MSG. Tapi gejalanya biasanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan.
Baca juga: Tidak Ingin Anak Menjadi LGBT Saat Dewasa. Lakukan 7 Pola Asuh Ini
Pendapat Ahli Tentang MSG
Menurut ahli alergi dan ahli imunologi, Katharine Woessner dari Grup Medis Klinik Scripps, yang melakukan penelitian tentang efek MSG. Ada banyak kesalahpahaman di masyarakat mengenai MSG. Lucunya banyak ilmuwan sepakat anggapan MSG menyebabkan penyakit pada manusia tidak berdasar.
Hal senada diungkapkan Ken Lee, seorang profesor dan direktur inovasi makanan di The Ohio State University. Menurutnya tidak benar MSG beracun atau penyebab alergi makanan. Menurutnya, MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat. Jadi isinya natrium, banyak terdapat pada garam meja. Sementara glutamat, komponen dasar MSG, adalah sinonim untuk asam glutamat. Ini adalah asam amino alami.
Penting diketahui, sebagian besar makhluk hidup di bumi mengandung glutamat, dan glutmat banyak terdapat dalam bahan makanan, termasuk; tomat, kenari, pecan, keju parmesan, kacang polong, jamur, dan kecap.
Dan rata-rata orang dewasa mengkonsumsi sekitar 13 gram glutamat setiap hari dari protein dalam makanan. Padahal menurut FDA MSG hanya menyumbang 0,55 gram glutamat.
Baca juga: Ternyata Posisi Tidur Bayi Seperti Ini Cegah Kematian Mendadak
Jadi boleh saja mengonsumsi micin, tapi jangan berlebih. Pastinya jangan percaya berita-berita hoax
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | nakita |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR