Nakita.id – Tahukah Moms berapa frekuensi BAB bayi 6 bulan?
Memantau frekuensi BAB bayi merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan, terlebih lagi jika Moms baru memiliki bayi.
Pasalnya, frekuensi tersebut dapat memberitahu Moms apakah Si Kecil telah buang aib besar secara normal atau belum.
Di samping itu, feses yang dikeluarkan juga ternyata bisa menunjukkan kondisi kesehatan buah hati lo Moms, apakah ia mengalami konstipasi atau dehidrasi.
Berdasarkan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), frekuensi BAB yang normal pada bayi 6 - 12 bulan terjadi sebanyak 2- 4 kali dalam sehari.
Meski begitu, hal tersebut tidak lantas bisa dijadikan patokan tetap ya, Moms.
Sebab, ada banyak faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi bayi BAB.
Seperti contohnya, ada kejadian yang mana seorang bayi yang baru lahir frekuensi BAB nya sebanyak 4- 10 kali dalam sehari.
Baca Juga: Frekuensi BAB Bayi 8 Bulan Menjadi Lebih Sering Bisa Pertanda Diare! Ini yang Perlu Moms Lakukan
Walaupun melebihi standar dari IDAI, hal itu masih dianggap sebagai sesuatu yang wajar kok, Moms.
Lantas, kira-kira apa saja faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi BAB bayi?
1. ASI / Sufor
Terkadang ada kejadian yang mana bayi minum ASI dan kemudian BAB nya sebanyak 3-5 hari sekali.
Bahkan, ada pula kasus yang menyatakan, bayi ASI mengalami BAB sebanyak 1 kali dalam seminggu.
Hal ini bisa menjadi sesuatu yang lumrah, namun perlu diperhatikan konsistensinya ya, Moms.
Jika konsistensi feses bayi lunak (tidak keras dan kering), maka hal ini tidak disebut sebagai konstipasi.
Sementara itu, anak dengan sufor bisa saja rutin BAB 1 kali sehari atau memiliki konsistensi feses yang keras.
2. MPASI
Selain ASI dan sufor, makanan juga ternyata mempengaruhi pola dan frekuensi BAB, Moms.
Dampaknya, BAB yang dialami Si Kecil bisa menjadi lebih sering atau lambat tergantung dari pola pencernaan dan jenis makanan yang diberikan.
3. Cairan
Frekuensi BAB bayi juga dapat memberitahu Moms soal kondisi tubuh Si Kecil.
Salah satunya soal dehidrasi.
Ya, bayi yang dehidrasi cenderung lebih jarang BAB daripada bayi yang cairannya tercukupi dengan baik.
4. Penyakit lain
Beberapa penyakit infeksi bakteri/virus ternyata juga bisa diketahui dari frekuensi BAB, Moms.
Bila frekuensi BAB bayi melebihi batas normal, bisa saja Si Kecil mengalami diare.
Sementara itu, jika frekuensinya di bawah normal, tak menutup kemungkinan anak mengalami penyakit / kondisi pada rektum seperti penyakit crohn, penyakit celiac, ileus, dan lain-lain.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | IDAI,parenting.firstcry.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR