Nakita.id- Kasus virus corona di Indonesia semakin hari semakin melonjak tajam secara cepat.
Untuk menangani pasien penderita corona Presiden Joko Widodo sudah menyiapkan beberapa rumah sakit.
Namun, siapa sangka salah seorang pasien suspect corona justru ungkap keluhan dirinya terkait dengan penanganan dan perawatan yang didapatkan.
Pasien tersebut bernama Fachri Muhtar, dirinya curhat melalui akun Twitternya @fmuchtar.
Curhatan Fachri pun disukai oleh ratusan ribu orang dan juga megundang banyak respons.
Fachri mengatakan dirinya sangat resah dengan kondisinya saat ini yang baru saja dinyatakan sebagai pasien suspect virus corona.
"Gua resah dengan kondisi saat ini, gue pengin speak up sebagai pasien suspect Covid-19. Gua akan cerita tentang pengalaman gue sebagai pasien di salah satu RS Rujukan di Jakarta dan keresahan gua terkait corona," tulis Fachri dalam akun Twitternyaa.
Fachri mengaku sempat dirujuk ke rumah sakit besar dan langsung masuk ke dalam IGD.
Di IGD tersebut Fachri dilakukan beberapa kali tes seperti cek darah hingga rontgen paru-paru.
Setelah itu Fachri mengaku diajak ke ruangan dekontaminasi yang diisi oleh para pasien lain yang menderita gejala serupa.
Fachri menuturkan kekecewaannya terhadap ruangan tersebut yang hanya berukuran 2x3 meter namun harus diisi 4-5 pasien.
Yang lebih mengejutkan lagi, Fachri mengatakan bahwa di ruangan tersebut hanya ada tiga ranjang sedangkan pasiennya ada lima orang.
Hal tersebuut menyebabkan satu pasien lain dan Fachri yang berada di ruang tersebut dengan keadaan duduk di kursi roda karena keterbatasan ranjang.
"Di ruangan itu, ada 3 pasien tidur di ranjang pasien dan 2 orang duduk di kursi roda karena ga muat," tulis Fachri.
Setelah itu Fachri juga dipindahkan ke ruang isolasi. Fachri mengaku sangat terkejut lantaran ruang isolasi tersebut harus diisi enam orang.
Namun, di sini lagi-lagi hanya terdapat tiga ranjang sedagkan pasien yang harus diisolasi ada enam dalam ruangan tersebut.
Fachri harus menunggu sampai pagi hari dan baru mendapatkan ranjang untuk dirinya berbaring.
Fachri pun mengaku sempat berbicara kepada dokter tentang penanganan corona di Indonesia ini.
"Tadi gua sempet ngobrol juga sama dokternya, dan dia mengakui kalo Indonesia tuh ga siap ngadapin corona. Sangat gagap bahkan dalam pelayanan medis. Dengan metode tes swab yang kayak sekarang, ga heran kalo banyak yang underdiagnosed," tutup Fachri.
Source | : | |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR