Demam itu bukan penyakit, dia adalah alarm tubuh. Dia akan bereaksi saat tubuh mengalami sesuatu hal yang merugikan. Misal, kemasukan virus atau bakteri.
Selain alarm tubuh, menurut dr. Arifianto, SpA, dari Yayasan Orangtua Peduli, demam itu adalah terapi alami tubuh.
Bahasa sederhananya, saat ada virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, tubuh akan membuat pertahanan diri dengan demam. Karena dengan naiknya suhu tubuh maka virus atau bakteri yang masuk akan dilemahkan hingga dimusnahkan oleh sistim imunitas.
"Demam adalah mekanisme fisiologis tubuh yang berperan memerangi infeksi. Umumnya demam tidak membahayakan, bahkan demam bermanfaat besar bagi tubuh kita." Papar dokter yang akrab disapa Apin saat menyampaikan materi dalam acara Pesat 16 di Jakarta.
BACA JUGA: Anak Sambung Ririn Dwi Ariyanti Unggah Potret Bersama, Inikah Nama Sang Adik yang Baru Lahir?
Karena demam itu baik, demam itu adalah sahabat, maka saat tubuh mengalami demam, berikan kesempatan padanya untuk bekerja.
Kita cukup memantaunya dengan cara memantau panas tubuh dengan termometer.
Ingat, dengan termometer, bukan dengan 'hand meter'.
Pilih termometer analog, yaitu termometer air raksa. Tapi ini hanya untuk digunakan pada dewasa, remaja. Untuk anak dan bayi disarankan menggunakan yang digital atau infrared, bayi kurang dari 3 bulan dengan termometer yang diukur di telinga.
Cara pengukuran dengan termometer harus tepat. Pada dewasa, remaja, dan anak, letakan ujung termometer di bawah lidah, bibir dikatupkan rapat, tunggu hingga 20 menit. Menggunakan cara ini gunakan termometer yang aman, yaitu termometer digital.
Untuk bayi dan anak kurang dari 4 tahun, ukur demam dengan meletakkan termometer di ketiak, lalu dihimpit oleh lengan.
Pemantauan ini baiknya dilakukan sehari 3 kali atau setiap 3-4 jam sekali. Jangan lupa dicatat. Fungsinya supaya kita tahu kondisi demam anak, apakah ada peningkatan, ataukah ada penurunan.
Catatan ini pun bisa sangat membantu dokter dalam menegakan diagnosa.
BACA JUGA: Ini yang Terjadi Jika Si Kecil Konsumsi Bawang Putih, Ajaib!
Selama pemantauan tersebut apa yang harus dilakukan? Kompres air hangat di daerah pembuluh darah besar. Misal, di leher, ketiak, selangkangan.
Penting, sirkulasi udara ruangan harus baik, gunakan baju tipis menyerap keringat, dan ganti saat basah oleh keringat.
Banyak minum air putih atau minuman elektrolit (jika tidak ada gangguan lambung/pencernaan), minum jus, makan makanan berkuah hangat, akan membantu penderita supaya tidak dehidrasi, juga membuatnya nyaman.
Pastinya banyak makan buah, dan cukupi kebutuhan gizi dalam setiap porsi makan perlu diperhatikan dengan baik. Karena kecukupan gizi kunci sukses proses penyembuhan.
Untuk makan, sedikit tapi sering lebih baik, daripada sekali banyak setelah itu muntah.
Source | : | Mayo Clinic,WHO,milissehat.web.id,Pesat 16 Jakarta,American Academy of Pediatric,Ikatan Dokter Indonesia,Ikatan Dokter Anak Indonesia |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR