Nakita.id - Manusia pada umumnya mempunyai dua bagian otak di kepalanya, kanan dan kiri.
Namun tidak dengan perempuan bernama Christina Santhouse ini.
BACA JUGA: Ditinggal Suami Karena Berat Badan Naik 30 Kg, Perempuan Ini Justru Buat Banyak Orang Terpukau
Hidup Christina Santhouse saat ini bisa dibilang sangat sempurna.
Dia memiliki pekerjaan yang baik sebagai terapi wicara, punya suami yang menyayanginya, rumah yang dia beli berkat kerja kerasnya sendiri, berhasil memiliki gelar master, dan dicintai banyak orang.
Tapi satu yang tidak terbayangkan, Santhouse menjalani hidupnya yang sempurna itu dengan kondisi otak yang hanya tinggal separuh saja.
Semua bermula saat pergelangan kaki kanannya berkedut hebat dan dia mengalami 150 kali kejang dalam sehari.
Orangtuanya yang panik membawa Santhouse ke rumah sakit untuk diperiksa.
Betapa terkejutnya mereka saat dokter mengatakan bahwa Santhouse terserang penyakit Rasmussen Encephalitis yang pelan-pelan menyerang otak dan akan membuatnya lumpuh.
Dokter mengatakan, cara satu-saturnya untuk menyelamatkan hidup Santhouse yakni dengan mengambil separuh bagian kanan otaknya.
"Aku pernah dengar seseorang bisa hidup dengan satu ginjal, tapi aku tidak bisa membayangkan putriku hidup dengan otak hanya separuh," kata ibu Santhouse dilansir dari The Inquirer.
BACA JUGA: Tak Hanya Kembar, 3 Perempuan ini Hamil dan Melahirkan Bersama!
Tidak ada cara lain, peradangan di otak kanannya semakin parah dan Santhouse harus menjalani operasi itu.
Dengan dukungan dari teman-teman dan keluarganya, Santhouse akhirnya mengambil risiko dan dioperasi.
Kehilangan separuh otak ternyata punya efek jangka panjang yang tidak menyenangkan.
Gadis yang saat itu berusia 8 tahun tidak bisa menggerakkan separuh badannya di bagian kiri.
Dia harus menggunakan penopang untuk berjalan, kehilangan sebagian besar penglihatannya, dan mengalami rasa pusing luar biasa setiap kali menggerakkan kepalanya.
Pelan-pelan, Santhouse memulai semua dari awal.
Dia belajar duduk, berdiri, mengerakkan kepalanya, dan terbiasa untuk melihat dalam jarak pandang terbatas.
Niatnya untuk tetap sekolah masih sangat kuat.
Santhouse bahkan ingin tetap kuliah dan menjadi mahasiswa meski banyak orang yang meremehkannya.
Dari semua penderita orang yang menjalani operasi pengangkatan otak, hanya ada dua orang yang melanjutkan pendidikannya hingga ke bangku kuliah.
Santhouse adalah salah satunya, dan bahkan dia berhasil menyelesaikan kuliah S2 serta mendapat gelar master pendidikan wicara.
Menjalani hidup dengan separuh otak memang bukan hal yang mudah bagi Santhouse.
Tidak jarang dia diremehkan oleh orang lain, dianggap tidak mampu dan dijauhi.
Hal ini membuatnya jadi orang yang tertutup.
Saat ini di usia 28 tahun dan memiliki hidup yang sangat komplit, ternyata kehilangan separuh otak tidak membuat Santhouse patah semangat.
BACA JUGA: Akan Selalu Dikelilingi Perempuan Cantik, Ini Pesan Aldi Bragi untuk Putranya
Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul "Hebat! Wanita Ini Hidup dengan 'Separuh' Otak tapi Berhasil Selesaikan Kuliah S2
Source | : | intisari |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR