Psikolog Patricia Thornton menggambarkan kecemasan sebagai kekhawatiran yang diantisipasi tentang sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan.
Dia mengatakan, dunia kita merasakan "pukulan telak kecemasan" karena virus corona.
“Karena virus ini adalah virus yang tidak bisa kita lihat, dan tidak cukup banyak orang yang diuji, kita tidak tahu siapa penyebarnya.
Hal ini juga membuat kita menjadi lebih waspada terhadap orang lain dan permukaan yang kita sentuh, dan tempat yang kita tuju,” ujarnya.
“Yang membuat kita lebih cemas karena ada bahaya nyata, ketidakpastian, dan kurangnya informasi tentang virus corona,” imbuhnya.
Menyaksikan orang lain merasa cemas juga akan meningkatkan kekhawatiran kita.
“Kecemasan itu menular. Jika kamu melihat seseorang di dekatmu panik dan berkata, ‘Dunia akan segera berakhir’, kamu akan mulai khawatir tentang hal tersebut," kata Thornton.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Kompas.com,Healthline |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR