Nakita.id - Moms buah kiwi, juga dikenal sebagai gooseberry Cina yakni buah bergizi yang manis.
Buah ini memiliki kulit berbulu coklat, daging hijau atau kuning, bijinya hitam kecil dan inti buahnya putih lembut.
Sementara banyak orang suka kiwi, ada beberapa kontroversi mengenai apakah kulit harus dimakan atau tidak.
BACA JUGA: Sushi Bisa Menjadi Makanan Tidak Sehat, Bila Dimakan Dengan Cara Ini
Atau bahkan banyak orang yang menganggap kulit kiwi tidak seharusnya dimakan.
Namun ada juga yang menyebutkan kulit kiwi bisa dimakan, hanya beberapa orang tidak menyukai teksturnya yang kasar dan sedikit berbulu.
Mari kita lihat pro dan kontranya mengonsumsi kulit kiwi, sehingga Moms dapat memutuskan apakah mau mencobanya atau tidak.
Kulitnya sangat bergizi
Kulit kiwi mengandung konsentrasi nutrisi yang tinggi, terutama serat, folat dan vitamin E.
- Serat
Nutrisi penting ini memberi makan bakteri baik yang hidup di usus. Diet serat tinggi terkait dengan risiko penyakit jantung, kanker dan diabetes yang lebih rendah.
- Folat
Nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, dan dapat membantu mencegah cacat tabung saraf selama kehamilan.
BACA JUGA: Mau Kulit Wajah Putih Bercahaya? Yuk Moms Coba Pakai Masker Kiwi
- Vitamin E
Vitamin yang larut dalam lemak ini memiliki sifat antioksidan yang kuat.
Ini membantu menjaga sel-sel sehat dengan mencegah kerusakan dari radikal bebas.
Makan kulit kiwi dapat meningkatkan kandungan seratnya hingga 50%, meningkatkan folat hingga 32% dan meningkatkan konsentrasi vitamin E hingga 34%, dibandingkan makan daging saja.
Karena banyak orang tidak cukup mengonsumsi nutrisi ini dalam makanan mereka, makan kiwi dengan kulit salah satu cara mudah untuk meningkatkan asupan.
Sebagian besar Antioksidan terdapat dalam Kulit
Kulit kiwi mengandung banyak antioksidan.
Bahkan, ada konsentrasi antioksidan yang lebih tinggi di kulit daripada di dalam daging buah.
Kulit merupakan sumber yang sangat baik dari dua antioksidan utama yaitu vitamin C dan E.
Vitamin C larut dalam air, sehingga mampu melawan kerusakan oksidatif di dalam sel tubuh dan di dalam aliran darah.
BACA JUGA: Persiapan MPASI, Jangan Lupa Cek Kesiapan Gigi dan Mulut Si Kecil
Sebaliknya, vitamin E larut dalam lemak, dan terutama melawan radikal bebas dalam membran sel.
Karena kulit kiwi kaya akan antioksidan yang larut dalam air dan larut dalam lemak, mereka menawarkan perlindungan antioksidan yang kuat untuk seluruh tubuh.
Makan kulit bisa tidak menyenangkan bagi sebagian orang
Kulit kiwi mengandung banyak nutrisi, tetapi memakannya bisa tidak menyenangkan bagi sebagian orang.
Orang sering membuang kulit karena teksturnya yang cenderung kasar dan aneh di mulut.
Namun, bulu halus dapat dihilangkan sebagian dengan menggosok buah dengan handuk bersih.
Bisa juga menggosoknya dengan sikat sayuran atau mengikisnya dengan sendok.
Jika Moms lebih suka melepas kulit, cukup iris dengan pisau pengupas atau potong salah satu ujung kiwi dan gunakan sendok untuk menyendok daging buahnya.
BACA JUGA: Cara Membuat kulit Putih Secara Instan dengan Bahan Alami Ini Moms
Kiwi juga dapat mengiritasi bagian dalam mulut beberapa orang.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan kristal kalsium oksalat alami, yang disebut raphides, yang dapat menggores kulit lembut di dalam mulut.
Goresan mikroskopis ini, dikombinasikan dengan asam dalam buah, dapat menyebabkan sensasi menyengat yang tidak menyenangkan.
Mengupas buah dapat membantu mengurangi efek ini, karena ada konsentrasi oksalat yang tinggi di kulit.
Namun, raphides juga hadir dalam daging.
Kiwi matang cenderung menghasilkan iritasi mulut lebih sedikit daripada buah yang kurang matang, karena daging lunak memerangkap beberapa raphides dan menurunkan pengaruhnya.
Kulit kiwi dikatakan mengandung nutrisi yang banyak, tapi jika Moms ingin mencoba mengikutsertakan kulit kiwi untuk dimakan, perlu dipastikan Moms tidak alergi dengan kiwi dan juga tidak memiliki kondisi batu ginjal.
Sebab bagi penderita batu ginjal, kandungan oksalat dalam kiwi dapat mengikat dengan kalsium di dalam tubuh.
Dan membentuk batu-batu yang menyakitkan di ginjal mereka, yang rentan terhadap kondisi ini.
Meskipun tidak semua penelitian menunjukkan manfaat dari mengurangi asupan oksalat, disarankan oleh American Urological Association untuk pengelolaan batu ginjal.
Source | : | care2,agris.fao.org |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR