"Peningkatan risiko ini tidak besar tetapi itu substansial dan dapat memiliki implikasi kesehatan masyarakat yang penting.
Mengingat bahwa hampir seperlima dari angkatan kerja adalah pada beberapa jenis rotasi shift malam," ujar penulis senior Frank Hu, MD, seorang profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health, di Boston.
BACA JUGA: Siapa Sangka, Memar Ungu di Perut Jadi Peringatan Awal Kanker Ovarium
Dalam penelitian ini Hu dan rekan-rekannya berusaha untuk menyingkirkaan terlebih dahulu penjelasan alternatif mengenai risiko pengembangan diabetes tipe 2 ini dengan berbagai faktor.
Seperti faktor riwayat keluarga, diet, merokok, dan lain sebagainya.
Selain itu, tidak hanya pada perempuan yang bekerja shift malam tetapi risiko ini juga dapat berkembang pada perempuan yang 'gila kerja'.
"Kebanyakan profe sional bekerja dengan jadwal yang sangat tidak teratur," ujar Earnest. (*)
Source | : | Health |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR