Nakita.id - Saat ini banyak ahli di berbagai belahan dunia beramai-ramai meneliti perihal pandemi corona.
Seperti diketahui, pandemi corona ini menjangkiti banyak negara.
Salah satunya Indonesia.
Pada saat berita ini ditulis, tercatat 2.273 pasien terjangkit Covid-19.
Melonjaknya angka pasien Covid-19 ini tentu jadi sebuah pertanyaan besar.
Sampai kapan wabah corona ini menjadi momok di Tanah Air?
Sempat beredar kabar bahwa virus corona jenis baru ini tak bertahan di suhu panas.
Kali ini, BMKG bekerjasama dengan Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM melakukan sebuah kajian.
Kemudian, BMKG juga mengungkap hasil penelitiannya dalam sebuah utas di Twitter.
KAJIAN Tim BMKG dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM
— BMKG (@infoBMKG) April 4, 2020
PENGARUH CUACA DAN IKLIM TERHADAP PANDEMI
(A Thread) pic.twitter.com/gqUKXNux0Q
Penelitian tersebut berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis, dan studi literatur tentang "Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran Covid-19".
Hasil penelitian tersebut juga telah disampaikan pada Kementerian dan Presiden pada 26 Maret 2020 bahwa ada indikasi pengaruh cuaca dan iklim terhadap penyebaran virus corona jenis baru.
Dituliskan bahwa sebagain pesar peneliti yang tergabung dalam kajian tersebut mengatakan kalau virus corona jenis baru Covid-19 ini akan terhambat penyebarannya di suhu dan kelembaban yang tinggi.
"Mereka juga menjelaskan lebih lanjut bahwa terhambatnya penyebaran virus dikarenakan kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil.
"Sehingga penularan virus Corona dari orang ke orang melalui lingkungan iklim tropis cenderung terhambat, dan akhirnya kapasitas peningkatan kasus terinfeksi untuk menjadi pandemik juga akan terhambat," dikutip dari @infoBMKG.
Dengan begitu disimpulkan bahwa Indonesia dengan suhu dan iklim tropis merupakan kawasan yang tidak ideal untuk penyebaran Covid-19.
"Indonesia yang juga terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan suhu rata-rata berkisar antara 27- 30 derajat celcius dan kelembapan udara berkisar antara 70 - 95%, dari kajian literatur sebenarnya merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak COVID-19," tulis BMKG.
Lalu, BMKG juga menegaskan melonjaknya angka pasien corona yang menyentuh angka dua ribu lebih di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh mobilitas publik.
"Hal tsb diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yg lebih kuat berpengaruh, daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia," tulis BMKG.
Lebih lanjut, BMKG pun memberikan imbauan di tengah beruntungnya Indonesia yang memiliki suhu dan iklim yang tidak ideal untuk penyebaran Covid-19.
Angka pasien terjangkit corona bisa ditekan dengan benar-benar membatasi mobilitas sosial.
Seperti diketahui saat ini, Indonesia sudah menerapkan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Aturan tersebut diharapkan bisa memutus rantai penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.
BERITA POPULER: Ditemukan 2 Halaman Surat Saat Song Jae Rim Meninggal Dunia hingga Revand Narya Digugat Cerai karena Silent Treatment
Source | : | |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR