Nakita.id - Ingat mi, ingat negara Tiongkok.
Negara itu memang identik dengan mi.
Dan bicara mi kita juga teringat dengan mi instan.
Di Tiongkok pun mi instan merupakan komoditas dagang yang mempunyai angka penjualan sangat besar.
BACA JUGA: Posisi Tidur Bayi Titi Kamal Jadi Sorotan, Bolehkah Bayi Baru Lahir Tidur Tengkurap?
Namun itu dulu.
Seperti dilansir dari BBC, Pada tahun 2013, jumlah kemasan mi yang terjual adalah 46,2 milyar kemasan di Hong Kok dan Tiongkok.
Namun pada tahun 2016 angka itu menurun drastis, hanya 38,5 milyar kemasan atau sekitar 17 persen, menurut Asosiasi Mi Instan.
Ada beberapa penyebab yang melatar belakangi hal itu.
Yang pertama, adalah masayarakat Tiongkok menginginkan makanan yang lebih baik.
Mudahnya penyebaran informasi zaman sekarang membuat masyarakat mengetahui berbagai informasi, termasuk informasi kesehatan.
Sudah jadi rahasia umum kalau seagal sesuatu yang instan tentu mempunyai dampak bagi kesehatan.
BACA JUGA: Tak Disangka, Cara Memasak Nasi yang Sering Kita Lakukan Salah dan Berbahaya Bagi Kesehatan!
Yang kedua, masyarakat Tiongkok asal pedesaan yang dulu bekerja di kota (dan kemungkinan besar menyantap mi instan) kini banyak yang kembali ke desa untuk bekerja di sana.
Dan penyebab ketiga adalah soal transportasi.
Ya, teknologi transportasi, terutama kereta yang makin cepat, membuat pengguna moda transportasi itu memilih untuk makan di rumah ketimbang makan mi instan di stasiun.
Keempat adalah teknologi informasi.
Mudahnya akses internet melalui smartphone menyebabkan masyarakat Tiongkok memesan makanan melalui apps dan melupakan mi instan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | BBC |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR