Weight faltering ini adalah awal mula alias cikal bakal stunting.
“Sebelum stunting, seorang anak akan menunjukan weight faltering terlebih dahulu. Jika di sini sudah bisa kita cegah, anak tersebut bisa terselamatkan dari stunting.” Tegas Yanti.
Seperti dipaparkan Yanti, dari hasil penelitiannya banyak ditemukan bayi ASI mengalami stunting. “Kalau mau jujur di 2010, bayi hanya 15% yang mendapat ASI eksklusif optimal. Saya pernah meneliti pasien sendiri, ibunya bilang memberikan ASI eksklusif, ternyata bohong.”
BACA JUGA: Pernikahan Dini Bukan Solusi Hindari Zina, Ini Risiko dan Solusinya
Dari fakta yang ditemukan, pemberian ASI tidak cukup pada bayi ada yang baru usia 2 bulan, ada yang 6 bulan. Hal ini dibuktikan dengan penurunan berat badan bayi.
Jadi bukan salah ASI-nya yang salah, tapi tidak tepat dalam pemberian ASI yang membuat bayi Indonesia stunting.
Supaya hal ini tidak terjadi, pemantauan pertumbuhan bayi dari lahir dengan ASI harus cermat dan konsisten.
Saat ditemukan ada penurunan berat badan, harus segera dicari penyebabnya; apakah pemberian ASI salah, misal si bayi ternyata hanya ngempeng saja, atau lainnya.
BACA JUGA: Pencipta Lagu Hingga Dokter Syaraf, Ini Kabar Personel Trio Kwek-Kwek
Lalu revisi pemberian ASI pada bayi. Jika masih tetap dan atau tambah turun, cari apakah ada penyakit pada si bayi atau tidak, jangan-jangan bayinya alergi.
Jika sudah ditangani berat badan bayi masih turun, harus cari solusi lainnya. Misal, cari ASI donor.
Tapi ingat ini tidak bisa asal-asalan. Karena penularan penyakit dari ASI sangat rentan.
Selain itu, bayi penerima donor ASI tidak boleh jauh-jauh jarak usianya dari bayi pendonor. Misal, penerima donor usia 2 bulan, ASI donor dari ibu bayi usia 9 bulan. “Ini tidak bisa,dalam ASI pendonor sudah tidak ada zat gizi yang dibutuhkan bagi bayi penerima donor.” Ungkap yanti.
BACA JUGA: Intip Potret Menawan Yao Chen Yu, Atlet Voli Ini Mirip Aktor Korea!
“Selain ASI donor, upaya yang bisa lakukan adalah menggunakan susu formula khusus. Yang sudah diatur oleh WHO juga Codex Alimentarius.” Jelas Yanti menambahkan.
Pemberian susu formuka khusus pula yang harusnya dilakukan dalam program terapi anak stunting, seperti di Asmat. "Bukan dengan biskuit, apalagi biskuit itu berbahan dasar nabati, daun katuk." Tutup Yanti mengakhiri wawancara.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR