Marsono mengaku membersihkan cacing tersebut dengan menyapunya, namun hal tersebut tampak sia-sia.
Hingga siang hari, cacing masih terus bermunculan meski jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya.
Kemunculan cacing dari dalam tanah tersebut baru pertama kalinya terjadi selama dirinya berjualan di pasar peninggalan kolonial itu.
"Selama lima tahun saya di sini, munculnya cacing dari dalam tanah baru kali ini terjadi," kata Marsono.
Baca Juga: Lahirkan Bayi Kembar Namun Ibu Muda Ini Meninggal Dunia Terkonfirmasi Positif Corona
Masih mengutip dari Kompas.com, seorang ahli menjelaskan tentang fenomena kemunculan hewan malata tersebut ke permukaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono.
Ia menduga kemunculan cacing-cacing tersebut akibat fenomena alam.
"Cacing itu habitatnya diagregat-agregat tanah. Sehingga bisa jadi yang pertama di situ kelembabnya telah terjadi perubahan drastis. Biasanya tanah itu berubah dari penghujan ke kemarau, biasa begitu," ujar Prabang.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR