Nakita.id – Saat ini, virus corona masih menjadi momok menakutkan bagi banyak negara di penjuru dunia.
Bagaimana tidak, kian hari jumlah korban yang meninggal akibat virus corona terus bertambah.
Menariknya, angka kasus kematian akibat Covid-19 ini ternyata lebih banyak terjadi pada pria lo, Moms.
Wah, kok kira-kira kenapa ya?
Mengutip dari The Guardian via Kompas.com, penyakit Covid-19 semakin jelas mendeskriminasi berdasarkan jenis kelamin.
Berdasarkan data terbaru dari Kantor Statistik Nasional di Inggris, ditemukan bahwa laki-laki hampir dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit Covid-19.
Pertama kali, hal ini terlihat di China, di mana dalam suatu analisis menemukan tingkat kematian pada pria yang terinfeksi Covid-19 sebesar 2,8 persen.
Sedangkan pada wanita, potensi kematian akibat virus corona ini hanya mencapai 1,7 persen.
Sejak saat itu, pola tersebut terjadi juga di Perancis, Jerman, Italia, Iran, Korea Selatan dan sekarang di Inggris.
Lantas, apa yang menyebabkan pria lebih rentan?
Profesor Sarah Hawkes, Direktur UCL Center for Gender and Global Health, pun tidak dapat memastikan penyebabnya.
Awalnya, penyebab pria lebih rentan meninggal diduga berasal dari merokok.
Hal tersebut kian didukung dengan data di China yang menyatakan hampir 50 persen pria merokok dan hanya 2 persen wanita yang merokok.
Hipotesis merokok sebagai penyebab kematian paling berisiko dari wabah virus corona ini telah dirangkum dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan lalu.
Dalam makalah tersebut ditemukan, sebanyak 12 persen perokok memiliki gejala ringan, tetapi 26 persen dari mereka berakhir dalam perawatan intensif atau meninggal.
Merokok ternyata juga dapat menjadi cara pertama penularan infeksi virus corona.
Sebab, perokok lebih banyak menyentuh bibir dan mungkin berbagi rokok yang terkontaminasi.
Selain merokok, perilaku pria juga disebut-sebut menjadi faktor yang memengaruhi, salah satunya dalam hal menjaga kesehatan.
Contohnya, dalam beberapa penelitian menunjukkan, pria cenderung mencuci tangan tanpa sabun.
Lebih sedikit dari mereka yang mencari perawatan medis dan lebih cenderung mengabaikan nasihat masyarakat.
Tak berhenti sampai di situ, dalam penelitian sebelumnya, pria juga dikatakan memiliki respons kekebalan antivirus bawaan yang lebih rendah terhadap berbagai infeksi, termasuk hapatitis C dan HIV.
Studi pada tikus dalam penelitian ini, juga berlaku untuk infeksi virus corona, meskipun penelitian secara khusus belum dilakukan terhadap Covid-19.
"Sistem kekebalan tubuh mereka (pria) mungkin tidak langsung merespons dengan tepat ketika infeksi awal virus," jelas Sabra Klein, Profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Kematian Pria Akibat Virus Corona Lebih Tinggi, Ini Penyebabnya".
Source | : | Kompas.com,The Guardian |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR