Peserta penelitian adalah 1.692 penduduk Olmsted County, Minnesota, memiliki berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang dan pinggul yang diukur antara tahun 1997 dan 2000.
Mereka dipantau hingga 2016 untuk penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
Peserta dengan BMI normal tetapi obesitas sentral memiliki risiko penyakit jangka panjang dua kali lipat lebih tinggi daripada peserta berbentuk buah pir yang secara teknis memang dinyatakan obesitas.
BACA JUGA: Tak Sungkan Lakukan ini Pada Asistennya, Ashanty Banjir Pujian
BMI adalah rasio dari tinggi ke berat yang digunakan untuk membagi orang ke dalam kategori rendah atau berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2 atau kanker tertentu.
Seseorang dengan BMI 25 atau lebih dianggap kelebihan berat badan, dan 30 atau lebih masuk kategori gemuk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendefinisikan "obesitas perut" sebagai rasio lingkar pinggang dibagi dengan lingkar pinggul 0,9 atau lebih tinggi untuk pria, dan 0,85 atau lebih tinggi untuk wanita, atau BMI 30 atau lebih.
Data baru menunjukkan bahwa orang dengan BMI "normal" 18,5 hingga 24,9 tidak boleh secara otomatis dianggap berisiko rendah penyakit jantung, kata Medina-Inojosa.
"Jika Anda memiliki lemak di sekitar perut Anda dan itu lebih besar dari ukuran pinggul Anda, kunjungi dokter Anda untuk menilai kesehatan jantung dan distribusi lemak Anda," katanya.
"Jika Anda memiliki obesitas sentral, targetnya adalah kehilangan pinggang daripada penurunan berat badan."
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | The New York Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR