Bak Angin Segar Kabarnya Cuti Lebaran akan Digabung dengan Hari Libur Idul Adha, IDI Kini Justru Beberkan Faktor Berbahaya Jika Keputusan Tersebut Dilakukan, 'Amat Berisiko'

Nakita.id - Menjelang hari raya idul fitri di tengah wabah virus corona, membuat pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan. 

Salah satunya adalah kebijakan untuk larangan bermudik di tengah pandemi dengan alasan apapun. 

Banyak masyarakat yang harus menah rindu dan terancam tidak bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga yang berada di kampung halaman. 

Baca Juga: Kabar Gembira Baru Saja Diumumkan oleh Anak Buah Jokowi, Cuti Bersama Idul Fitri yang Semula Diundur Akhir Tahun Kini Disebut Bakal Maju ke Akhir Bulan Juli 2020

Kebijakan tersebut diberlakukan sebagai salah satu langkah pemerintah mencegah terjadinya penyebaran virus corona semakin merebak. 

Akhirnya pemerintah pun memutuskan untuk mengundur cuti bersama hari lebaran ke akhir tahun. 

Namun, kabarnya kini cuti lebaran justru akan digabung dengan hari libur Idul Adha pada bulan Juli mendatang.

Kabar tersebut tentunya menjadi angin segar bagi masyarakat yang tengah gelisah karena tak bisa mudik. 

Akan tetapi beredarnya kabar tersebut, justru membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merasa khawatir dan keberatan. 

Menurut IDI keputusan ini sangat beresiko dan dikhawatirkan akan menambah panjang masa pandemi virus corona. 

Baca Juga: Bikin Geleng Kepala! Tak Hiraukan Imbauan Pemerintah, Pria Ini Nekat Mudik Bonceng Anak dan Istrinya yang Sedang Hamil Menggunakan Motor

Menurut Ketua Satgas Covid-19 IDI jika tanggal cuti digeser ke akhir Juli, justru bisa mendorong mobilitas warga seperti mudik. 

Padahal sebelumnya IDI sudah memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia di bula Juli masih belum surut. 

IDI lebih menyarankan agar pergeseran hari cuti lebaran lebih baik dilakukan akhir tahun. 

Karena waktu tersebut lebih aman untuk mencegah masyarakat untuk melakukan mudik.

Jika cuti lebaran digabung dengan Hari Raya Idul Adha, IDI khawatir virus corona di bulan Juli justru tidak akan mereda.

"Amat beresiko kalau kita menunda libur lebaran ke tanggal 31 Juli digabung dengan idul adha, kita harus melihat dari hari ke hari data kita apa benar pada bulan Mei atau Juni virus corona sudah sampai puncak? kalau memang sudah sampai puncak setelah puncak bukan berarti selesai artinya pelan-pelan makin menurun," ungkap Zubairi Djoerban dalam akun Youtube KompasTv.

Baca Juga: Baru Menikah, Kopilot Wings Air Diduga Bunuh Diri Karena Tak dapat Cuti Nikah dan Malah Kena Sanksi Denda Rp7 Miliar

Zubairi pun mengatakan, waktu ideal muntuk menggeser cuti lebaran pada saat akhir tahun.

"Yang aman memang ini menyedihkan tapi saya pikir, masih sampai akhir tahun baru bisa dikatakan mudik aman," tutup Zubairi.

PROMOTED CONTENT