Nakita.id - Meski belum menjadi kewajibannya, mengajari si Kecil menjalani ibadah puasa bukan hal yang salah lho Moms.
Terlebih saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, si Kecil pastinya memiliki aktivitas yang tak sepadat biasanya.
Nah, hal ini baik untuk Moms dan Dads mengajari si Kecil berpuasa.
Walaupun terlihat lebih kecil dan mungkin aktivitasnya tidak seberat orang dewasa, anak-anak mutlak membutuhkan energi dan nutrisi yang cukup untuk proses tumbuh kembang mereka.
Melansir dari Kompas.com, sebelum mengajarkan si Kecil berpuasa, Moms harus memperhatikan jumlah glukosa dalam darah yang diperlukan.
Otak manusia bergantung sepenuhnya pada glukosa yang ada di dalam darah.
Pada anak-anak yang berpuasa, harus diwaspadai gejala gula darah yang rendah dan dehidrasi. Gejalanya dapat berupa:
- Kelaparan (kadang anak-anak merasakannya sebagai sakit perut)
- Keringat dingin
- Sakit kepala atau pusing
- Lemas Pandangan kabur
- Kehilangan kesadaran
Jika anak mengalami hal di atas, jangan memaksakan diri agar si Kecil tetap berpuasa ya, Moms.
Mintalah si Kecil berbuka puasa segera.
Meski belum selesai waktunya, orangtua juga harus memiliki kedewasaan untuk mengambil sikap saat si Kecil belajar.
Tips Mengajari Anak Berpuasa
Untuk membantu anak belajar puasa, berikut beberapa tips untuk mengajari anak berpuasa yang bisa dipraktekkan, mengutip dari Kompas.com:
1. Perhatikan lama puasa
Bagi si Kecil yang sedang berpuasa, Moms tak perlu memaksakan ia harus berbuka saat Maghrib.
Banyak yang memberi contoh bila si Kecil diperbolehkan berbuka setiap adzan berkumandang, kemudian ditingkatkan lagi menjadi berbuka saat Dhuhur dan Maghrib.
Barulah si Kecil mampu berpuasa seperti yang dianjurkan agama.
2. Pilih jenis makanan yang sesuai
Pastikan nutrisi anak tetap tercukupi.
Saat sahur, pilih makanan yang mengenyangkan dengan indeks glikemik yang rendah, seperti beras merah, ubi, singkong, kacang hijau, sayur-sayuran, dan buah.
Saat berbuka, pilih makanan yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat, misalnya kurma, air jeruk, semangka, nasi, atau roti.
Pastikan asupan protein, sayur, dan buah si kecil tetap terpenuhi.
Di bulan puasa, umumnya banyak disajikan makanan dengan kadar gula tinggi, seperti berbagai macam es buah, kolak, aneka jajanan.
Pastikan anak tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula.
3. Perbanyak minum air putih
Kadar air di dalam tubuh anak-anak lebih besar dari orang dewasa.
Pastikan anak-anak minum air yang cukup dari waktu berbuka sampai waktu sahur.
Tambah asupan cairannya dengan memberi makan yang mengandung banyak air, seperti sayur dan buah, atau dalam bentuk makanan berkuah.
Dengan memperbanyak minum air putih, anak bisa terhindar dari dehidrasi.
4. Kurangi aktivitas fisik
Umumnya anak-anak tidak bisa diam dan banyak berkeringat.
Jika terlalu aktif dan banyak berkeringat, terutama dalam cuaca yang panas, risiko anak untuk mengalami dehidrasi lebih besar.
Biarkan anak tetap beraktivitas ringan di dalam ruangan.
Hindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, tetapi anak tetap dapat bermain di luar pada sore hari menjelang berbuka.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR