Nakita.id - Virus corona atau Covid-19 yang baru muncul pada awal tahun 2020 dengan cepat menggegerkan seluruh dunia.
Diduga virus ini berasal dari hewan kelelawar dan pertama kali menyebar di Wuhan, China.
Virus baru ini membuat peneliti kemudian bekerja keras untuk mencari tahu sebanyak-banyaknya informasi dari Covid-19.
Sejak pertama kali wabah dimulai hingga saat ini, para ilmuwan telah menganalisis 5.349 genom virus corona yang dilaporkan berasal dari 62 negara di dunia.
Seluruh jenis virus corona tersebut diunggah dalam dua database genetika utama untuk dipelajari susunan genetiknya dan kemungkinan menciptakan vaksin.
Tak hanya itu, melalui beragam pengamatan yang dilakukan peneliti juga menemukan hal yang cukup membuat was-was.
Baca Juga: Baru Sebentar Akhiri Masa Lockdown, Kasus Corona Justru Muncul Lagi di Wuhan, Kok Bisa?
Para ilmuwan menemukan bukti adanya mutasi pada beberapa strain virus corona yang menjadi dasar dugaan bahwa patogen ini beradaptasi ke manusia setelah dibawa oleh kelelawar.
Beberapa mengalami mutasi, termasuk dua perubahan genetik yang mengubah "spike protein" kritis yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.
Mengutip The Guardian dari Kompas.com, mutasi dari spike ini disebut-sebut merupakan kejadian yang langka
Perubahan itu muncul secara independen di berbagai negara.
Buruknya, kondisi ini akan dapat membantu penyebaran virus menjadi lebih mudah.
Profesor Penyakit Menular dan penulis senior dalam penelitian ini Martin Hibberd mengatakan, kondisi ini memerlukan pengawasan global agar perubahan-perubahan yang mengkhawatirkan dapat ditangani dengan cepat.
Terjadinya perubahan bentuk protein spike memungkinkannya untuk mengikat sel manusia dengan lebih efisien daripada sebelumnya.
Perbedaan ini kemungkinan telah membantu virus corona jenis baru menginfeksi lebih banyak orang dan menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
Para ilmuwan khawatir jika mutasi yang lebih luas pada protein spike terjadi maka vaksin pun memiliki kemungkinan menjadi tidak berfungsi.
"Ini adalah peringatan dini. Bahkan jika mutasi ini tidak penting dalam pengembangan vaksin, mutasi lain mungkin penting" kata Hibberd.
"Kita perlu menjaga pengawasan kita sehingga kita tidak menggunakan vaksin yang hanya bekerja melawan beberapa strain saja" kata dia.
Dengan memelajari susunan genetik virus, peneliti menemukan bagaimana virus itu terdiversifikasi menjadi strain yang berbeda dan mencari tanda bahwa virus beradaptasi pada inang manusia.
Baca Juga: Sejumlah Pasien Covid Alami Ruam di Kaki, Mungkinkah Jadi Gejala Baru Virus Corona?
Dalam sebuah penelitian yang belum dipublikasikan dan belum bersifat peer reviewed, para peneliti mengidentifikasi dua kelompok besar virus corona yang telah menyebar secara global.
Dari dua mutasi spike, salah satunya ditemukan di 788 virus di seluruh dunia, sedangkan yang lainnya hanya berjumlah 32.
Studi ini menunjukkan bahwa hingga Januari, satu kelompok virus corona di China lolos dari deteksi karena terjadi mutasi pada genetika yang menjadi dasar dari pemeriksaan awal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Duga Kemungkinan Virus Corona Beradaptasi pada Manusia"
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR