Nakita.id - Selama berbulan-bulan, Indonesia dihadapkan pada masalah pandemi virus corona yang tak kunjung menemui akhir.
Ketika berita ini ditulis, tercatat kasus Covid-19 terkonfirmasi adalah 14.749 dengan jumlah penambahan 484 kasus dari hari sebelumnya.
Urutan kasus terbanyak masih dipegang oleh DKI Jakarta, dengan jumlah 5.375 orang positif terjangkit Covid-19.
Melansir dari Kompas.com, terkait angka penyitas Covid-19 ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkap hal tak terduga.
Anies mengklaim kalau DKI Jakarta sudah memantau keberadaan virus corona sejak Januari 2020, atau dua bulan sebelum kasus pertama Covid-19 diumumkan pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Anies ketika diwawancarai media Australia 'The Sydney Morning Herald' dan 'The Age'.
Menurut dia, transparansi data dapat membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19.
Kendati demikian, sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif Covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik.
"Menurut kami, bersikap transparan dan menginformasikan (kepada masyarakat) mengenai apa yang harus dilakukan adalah cara memberikan rasa aman."
"Namun, Kementerian Kesehatan mempunyai pandangan berbeda, (Kemenkes menilai) transparan akan membuat (masyarakat) panik," kata Anies."
Pola pikir yang bersebrangan itulah yang diakui Anies membuatnya bingung.
Pasalnya menurut data, angka kematian Covid-19 di Jakarta lebih tinggi dibanding angka kematian secara nasional yang dirilis Pemerintah Pusat.
Hal ini mengacu pada data pemakaman jenazah dengan protokol pemulasaran jasad pasien Covid-19 yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Tercatat 4.300 pemakaman jenazah pada paruh kedua Maret 2020 dan 4.590 pemakaman jenazah pada April 2020.
Jumlah tersebut memperlihatkan adanya peningkatan kasus kematian sebanyak 1.500 kasus pemakaman dibanding bulan-bulan sebelum pandemi.
Pasalnya, di bulan-bulan biasa DKI Jakarta hanya menerima pemakaman sebanyak 3.000 jenazah setiap bulan.
Jika dilihat dari persentase kematian tersebut, Anies memperkirakan kalau kasus virus corona di DKI Jakarta sendiri telah mencapai 15.000 sampai 30.000 kasus dalam data asli.
"Angka kematian itu menunjukkan dugaan tingginya kasus Covid-19. Jika kita sebut tingkat kematian akibat Covid-19 sebesar 5 sampai 10 persen,"
"Maka kemungkinan, ada 15.000 sampai 30.000 kasus positif Covid-19 di Jakarta. Angka kematian dan kasus positif Covid-19 diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding angka yang dirilis Kemenkes," ujar Anies.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR