Nakita.id - Belum lama ini pemerintah menyampaikan wacana tentang adanya pelonggaran PSBB.
Pelonggaran PSBB tersebut sebagai salah satu skenario untuk memperbaiki sistem perekonomian di tengah wabah virus corona.
Pemerintah juga nantinya berencana agar masyarakat bisa hidup normal kembali, menjalankan aktivitas normal meski masih pandemi.
Wacana kebijakan pelonggaran PSBB ini mendapat keritik dan kecaman dari banyak orang.
Salah satu yang merasa begitu terkejut saat mendengar adanya wacana pelonggaran PSBB adalah tenaga medis.
Bahkan salah satu tenaga medis bernama Emillia Nisa Khairani pun mengaku nyaris putus asa saat mendengar kabar tersebut.
Awalnya Emillia yakin bahwa kondisi pandemi ini tidak akan berangsur lama dengan adanya penegakan PSBB.
"Awalnya kami pikir ini tak akan lama, namun begitu ada berita bahwa PSBB dilonggarkan dan dihimbau untuk penyelenggaraan lagi salat berjamaah di masjid kami nyaris putus asa. Belum terlihat dimana ujungnya situasi ini," tulis Emillia melansir dari akun Instagram @mak_inpoh.
Emillia mengaku, selama bertugas menjadi garda depan untuk menangani wabah virus corona dirinya tak bisa memeluk dan mencium sang buah hatinya.
Bahkan dirinya pun tak memberanikan diri untuk tidur satu kamar bersama sang suami dan buah hatinya.
Tak hanya itu Emillia juga mencurahkan isi hatinya, terkait dengan kondisi yang harus dirasakan tenaga medis saat sedang bertugas.
Emillia mengatakan, ada tenaga medis yang harus mengalami mual dan sakit kepala berat usai menggunakan alat APD lengkap.
"Tahukah kalian.. ada petugas yang mual dan sakit kepala hebat setelah beberapa jam menggunakan APD, tapi dia harus lanjut bekerja. Ada petugas yang harus dan sering mandi air dingin tengah malam saat keluar dari zona merah covid karena tidak mau membawa virus itu keluar," tambahnya.
Bahkan di tengah menjalankan tugasnya masih banyak tenaga medis yang tetap menjalankan ibadah puasa.
Namun, mereka rela mengulur waktu untuk berbuka puasa hanya untuk meyelesaikan tugasnya menangani pasien covid-19.
"Ada petugas yang baru bisa berbuka puasa jam 9 bahkan jam 10 malam karena ia harus menyelesaikan tugasnya dulu sebelum bisa melepas hazmat yang dipakainya. Ada pula petugas yag tiba-tiba menangis saat dinas karena menahan rindu dengan keluarganya," tutupnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR