Nakita.id - Belakangan pasar Tanah Abang ramai jadi perbincangan lantaran tetap dipadati pembeli di tengah pandemi.
Padahal pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan tegas menyebut belum ada pelonggaran PSBB dan tidak memberi izin kegiatan yang menimbulkan keramaian.
Kepadatan kawasan Pasar Tanah Abang yang cukup parah terjadi pada Minggu (17/5/2020) dan Senin (18/5/2020).
Terlihat pembeli yang berdatangan pun mengabaikan aturan physical distancing dan beberapa bahkan tidak mengenakan masker.
Para pedagang yang nekat berjualan kembali di tengah PSBB pun semakin banyak.
Dikutip dari Kompas.com, jelang lebaran kerumunan masyarakat saling berdesakan di kawasan pasar Tanah Abang yang lokasinya berada di zona merah Covid-19.
Hal ini menjadi sorotan banyak orang yang merasa 'terkhianati' lantaran selama ini patuh untuk tetap di rumah namun nyatanya banyak masyarakat yang nekat berbelanja hanya demi baju lebaran.
Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida seperti dilansir dari Kompas.com pun menyampaikan pandangannya terkait fenomena ini.
Ida berpandangan bahwa hal itu terjadi karena Lebaran merupakan tradisi yang sudah melekat di masyarakat dari generasi ke generasi.
Begitu juga dengan 'ritual' lainnya seperti membuat kue lebaran, membeli baju lebaran, mudik, dan sebagainya.
Karena sudah dilakukan secara rutin setiap tahun, masyarakat pun seakan ingin tetap menjalankan ritual tersebut tak peduli situasi apa yang tengah terjadi.
“Sebagai tradisi yang sudah menjadi rutin bak ritual tahunan, secara sosiologis bisa mengalami degradasi makna. Artinya, masyarakat melakukannya lebih karena ‘emosi’-nya, bahkan kadang kehilangan rasionalitasnya,” ujar Ida, Rabu (20/5/2020).
Maka menurut Ida, tak heran lokasi seperti pasar dan bandara tetap ramai oleh orang-orang yang memiliki 'emosi' berlebaran.
“Bak gayung bersambut dengan kuatnya emosi ber-Lebaran. Tidak heran jika pasar bandara dan lain-lain tidak menunjukkan suasana pandemi Covid-19,” ungkap Ida.
Pandemi Covid-19, lanjut Ida, merupakan kondisi abnormal yang kurang dipahami atau masuk nalar semua lapisan masyarakat.
Baca Juga: Simak Informasi Jadwal Hari dan Jam Libur Operasional Bank BNI Selama Idul Fitri 21-25 Mei 2020
Faktanya memang tidak seluruh masyarakat dapat menerima kenyataan bahwa kegiatannya harus dibatasi demi memutus rantai penyebaran Covid-19.
Di sisi lain, mereka mendapatkan informasi yang seolah-olah menunjukkan situasi sudah relatif aman.
Itu diduga menjadi alasan banyak masyarakat abai pada protokol kesehatan yang ditetapkan dan nekat berjubel di pasar demi baju lebaran.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR