Nakita.id - Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia.
Seorang guru memberi ilmu dan juga membimbing generasi muda supaya dapat membawa nama baik keluarga juga negara.
Tak hanya mulia, pekerjaan ini juga dinilai cukup menantang karena membutuhkan kesabaran, usaha, juga pengorbanan.
Kisah kali ini datang dari seorang guru SD berusia 23 tahun, Maricris Llaguno.
Ia adalah seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar San Jose di Danclan, Bohol, Filiphina.
BACA JUGA: Bekerja Sebagai Pencium Ketiak, Inilah Besaran Gaji yang Mereka Miliki
Maricris rela bangun sangat pagi untuk mempersiapkan perjalanannya yang cukup panjang ke tempatnya mengajar.
Ia harus menempuh perjalanan pagi sepanjang 20 kilometer untuk sampai ke tempat di mana murid-muridnya menunggu.
Baginya, kelelahan selama perjalanan selalu terbayar ketika melihat murid-murid tersenyum di setiap harinya.
Walaupun ia harus menanggung beban yang sama dengan beban yang dirasakan oleh semua guru baik bisingnya murid-murid di kelas, sampai permasalahan kenakalan lainnya, ia merasa menikmati pekerjaannya.
Hal tersebut justru jadi semangatnya untuk tetap melayani siswa dengan baik.
Tiap harinya, ia harus menempuh perjalanan melewati berkilo-kilo meter jalan raya, dan melewati jembatan kayu untuk menyeberang sungai.
Bahkan beberapa tahun sebelumnya, ia harus mengantri menaiki perahu kecil karena belum ada jembatan kayu untuk menyeberangi sungai.
Dilansir dari pinoynewsonline.com, Maricris merupakan guru kelas multi, yaitu guru yang mengajar beberapa kelas dalam waktu yang bersamaan.
Hal tersebut dikarenakan masalah nasional setempat yang masih kekurangan tenaga pendidik,
Maricris merupakan mahasiswa lulusan Universitas Bicol tahun 2014. Sejak tahun kelulusannya ia telah melakukan pekerjaan dan pengabdian ini.
BACA JUGA: Ingin Menurunkan Berat Badan? Yuk Moms Rutin Lakukan Ini Setiap Pagi
Bagi beberapa guru di tempat tertinggal, gaji yang ia terima memang tak seberapa mengingat beban berat mereka sebagai tombak ilmu untuk murid-muridnya.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR