Nakita.id - Tahun baru 2018 sudah di pelupuk mata.
Untuk memeriahkan perayaan tahun baru itu pun, setiap keluarga mempunyai tradisi masing-masing.
Sebagian besar orang juga mungkin akan membeli terompet sebagai simbolisasi tahun baru.
BACA JUGA: KLB Difteri 2017. Penyakit Difteri Tak Hanya Berbahaya Bagi Penderita, Tapi Juga Lingkungan
Namun Moms, ternyata untuk mengizinkan Si Kecil bermain terompet haruslah dipikirkan lagi.
Pasalnya terompet tenyata bisa menjadi media penularan penyakit mematikan yang telah merenggut 42 nyawa anak Indonesia, yaitu difteri.
Wah kok bisa ya Moms?
BACA JUGA: Waspada! Psikolog : Ini 7 Pola Asuh yang Sebabkan Anak Jadi LGBT
Penyakit difteri merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan bisa menyebabkan komplikasi kematian.
Difteri adalah penyakit yang menyerang saluran napas atas dan kulit akibat bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Kuman penyebab difteri menyebar melalui percikan air liur di udara, misalnya bersin dan batuk, sehingga amat mudah menular.
BACA JUGA: Ngeri! Wanita Hamil di Amerika Pakai Mariyuana Atasi Morning Sickness!
Penyebaran kuman difteri ini melalui udara atau droplets dapat bertahan hidup selama sekitar 2 minggu.
Lalu bagaimana dengan terompet?
Meniup terompet biasanya dilakukan secara bersamaan dengan orang lain agar terasa lebih merah.
BACA JUGA: 8 Hal Berbahaya Jika Dilakukan Saat Mens, Salah Satunya Minum Air Es
Malangnya, trompet di tangan seseorang yang telah terinfeksi difteri, dapat menjadi media penyebaran yang lebih luas.
Percikan ludah yang terbawa udara saat meniup trompet dapat dengan mudah menyebarkan penyakit difteri pada orang lain.
Selain terhirup percikan ludah dari penderita difteri, media terompet yang telah terkontaminasi dari orang lain yang telah terinfeksi oleh penyakit difteri juga tidak kalah berbahaya bagi anak.
BACA JUGA: Kontroversi WhatsApp, Kini Karena Emoji yang Akan Dituntut Ke Pengadilan
Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, yaitu Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI mengatakan bahwa hal yang paling penting dilakukan ibu untuk mencegah penyakit difteri akibat bermain terompet adalah imunisasi.
"Anak yang telah di imunisasi secara lengkap saja mempunyai kemungkinan tertular penyakit difteri dari bermain terompet, apalagi anak yang tidak di imunisasi." jelas Soedjadmiko.
BACA JUGA: Terungkap! Rahasia 3 Aktris Bollywood ini Turunkan Berat Badan
Soedjadmiko menambahkan yang paling penting adalah imunisasi lengkap (DPT, DT dan TD) ditambah dengan imuniasai ORI (Outbreak Renponse Imunisasion), yaitu imunisasi tambahan tanpa memandang riwayat imuniasi sebelumnya.
Kewaspadaan itu penting ya Mos, meski tidak perlu sampai membuat Moms menjadi paranoid.
Boleh bermain trompet, sebaiknya tidak berganti-ganti dan pastikan Si Kecil telah mendapat imunisasi lengkap ditambah dengan imunisasi ORI.
(Nia Lara Sari / Nakita.id)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR