"Jadi aktivitas motorik kasarnya ini cukup tinggi, sehingga kalau dia dibebaskan yaudah anak-anak akan saling berlari atau mungkin saling berpegangan tangan dan lainnya. Itu kan sangat berbahaya sekali kan," jelasnya.
Kak Seto juga mengungkapkan, bahwa memang sering kali beberapa hal tentang anak sering kali dilupakan.
Apalagi kita harus mengingat bahwa setiap anak mempunyai suatu daya adaptasi yang cukup tinggi dalam mengatasi situasi-situasi yang baru.
Kak Seto juga menyarankan pemerintah dan pemangku kepentingan dunia pendidikan agar menerapkan kebijakan normal baru atau new normal secara bertahap pada anak.
"Pemahan new normal ini tentu harus dimulai dari yang dewasa dan lebih mampu mengikuti protokol kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Misalnya anak masuk sekolah pun, dimulai dari yang remaja dulu (SMA) yang lebih bisa mengendalikan emosi dan mempunyai logika jadi itu bertahap betul-betul," jelas Kak Seto.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR