Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari. Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap.
Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan. Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya.
Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya. Ia juga membebeberkan bagaimana rahasia yang akhirnya membuatnya kembali bangkit.
Ia juga sanggup melunasi utang dan bisnisnya pun kembali berjalan. Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali.
Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat ini. Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari.
Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%.
Saya juga mencari pinjaman sana-sini. Bahkan saya telah pergi ke 220 bank di seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah saya.
Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan utang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali," pungkas Aburizal Bakrie dalam blognya pada 2010 silam.
Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Selama Ini Orang Tahunya Sudah Bergelimang Harta! Ternyata Ayah Mertua Nia Ramadhani Pernah Keliling 220 Bank Cari Pinjaman, Kenapa?"
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR