"Saya tahu bayi itu hidup. Karena saya melakukan echo tes sebelum saya tiba dan jantungnya berdegup kencang. Dan saat kami tiba di rumah sakit mereka melakukan echo tes lagi dan suamiku mendengar detak jantung bayi itu." kata Natalia.
Ketika air ketubannya pecah, dokter langsung membawanya ke ruang persalinan dan mulai mendorong perut saya agar bayinya keluar, meskipun dia tidak merasakan sakit sebelum lahir.
Natalia meminta operasi sesar, tapi tim medis mengatakan tidak ada yang bisa melakukan operasi sesar.
Namun saat kepala bayinya tertahan di leher rahim, mereka dengan cepat menemukan seseorang yang bisa melakukan operasi.
"Dia meregangkan dan memutar tubuh bayiku, aku dapat merasaakannya, mereka melakukannya dengan sangat keras, sangat menyakitkan," ungkap Natalia.
Natalia mengatakan pada dokter bahwa ia amat kesakitan, namun dokter menyuruhnya diam dan meminta Natalia untuk membuka kaki sampai mereka berhasil mengeluarkan bayi itu.
Dia hanya melihat bagian kaki bayi itu, karena dokter tak menunjukan seluruh tubuh bayi.
Tim dokter segera membawa Natalia ke ruang operasi karena kepala bayinya masih tertahan, saat Natalia mempertanyakan tindakan dokter tersebut tidak ada yang memberikannya penjelasan.
Akhirnya Natalia meminta keadilan dengan menuntut pihak rumah sakit karena bisa saja kejadian ini terjadi pada orang lain.
"Saya meminta keadilan karena ini bisa terjadi pada siapapun. Dan mereka harus memecat wanita ini, dan melepaskan gelar dokternya. Dia melakukan ini padaku. Dia tidak bisa bekerja sebagai dokter. Dia yang memenggal bayiku." ucap Natalia.
BACA JUGA: Mudah dan Murah, Ini Dia Trik Agar Rumah Kecil Tampak Terlihat Luas
Sedangkan direktur rumah sakit Juan Domingo Peron, Jose Fernandez, mengatakan kepada situs InformateSalta, petugas medis telah memutuskan untuk melakukan operasi caesar karena Ms Valazquez sudah pembukaan sampai 11cm.
Source | : | Daily Mail,intisari.id |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR