Perkara Curhat ke Media, Seorang Perawat Langsung Dicopot Jabatannya Hingga Dipindah Tugaskan Padahal Hal Menyedihkan yang Diceritakan

Nakita.id - Selama pandemi ini, sorotan publik menjadi ke dunia kesehatan.

Terlebih kepada kinerja para tenaga medis yang tak pantang menyerah untuk membasmi pandemi dari Indonesia.

Baca Juga: Sedang Rawat Pasien Covid-19, Seorang Perawat Tiba-Tiba Pingsan dan Meninggal Dunia, Ini yang Dilakukan Para Rekannya

 

Pasalnya di tengah isolasi mandiri yang digalakkan pemerintah, para tenaga medis tetap harus berjuang di garda terdepan.

Tak jarang juga tenaga medis yang menceritakan kisahnya selama bertugas melawan covid-19.

Baca Juga: Patut Diacungi Jempol, Para Tenaga Medis Rela Rasakan Hal Ini Saat Tangani Pasien Covid-19

Namun, seorang perawat justru dicopot jabatannya usai membagikan cerita ke media.

Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Sosok perawat yang dicopot jabatannya yaitu seorang Kepala UPTD Puskesmas Nangaroro, Kecamatan Nangaroro, Maria Marselina Ngola.

Baca Juga: Tunaikan Tugas Melawan Covid-19 dengan Pakai Bikini di Balik APD Tembus Pandang, Perawat Asal Rusia Ini Banjir Dukungan, 'Dia Seperti Itu Karena...'

Marselina harus rela melepaskan jabatannya usai mengeluh lantaran minimnya perhatian dari pemerintah terhadap tenaga medis covid-19 di puskesmas Nangaroro.

Marselina menyampaikan keluhannya melalui media massa yang kemudian langsung dicopot jabatannya oleh Bupati Kabupaten Nagekeo, NTT, Yohanes Don Bosco Do.

Baca Juga: Tidak Merawat Pasien Corona, Mengapa Perawat Ari Puspita Sari yang Hamil 4 Bulan Meninggal Saat Dinyatakan Positif Covid-19?

Secara lantang Don menyatakan akibat curahan hati Marselina tersebut, sang kepala puskesmas juga harus dipindah tugaskan.

Bahkan Don mengaku aksi yang dilakukan Marselina merupakan suatu kesalahan fatal.

"Ini harus menjadi pelajaran. Saya sudah bilang dengan Marselina, akan ambil sikap tegas terhadapnya. Saya copot dan pindahkan. Tetapi, saya tidak lupa. Sebagai pejabat pembina kepagawaian, Marselina lakukan kesalahan fatal," kata Don dalam keterangan kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Baca Juga: Perawat Hamil 4 Berstatus PDP Bulan Meninggal Dunia Saat Masyarakat Memilih Berkerumun Baju Lebaran

Berani menyatakan aksi Marselina sebagai kesalahan fatal lantaran pengakuan tersebut dilakukan secara terbuka.

Don mengatakan, keputusannya mencopot Marselina agar menjadi pelajaran bagi aparatur sipil negara (ASN) lainnya di Kabupaten Nagekeo.

Baca Juga: Di Balik Aksi Sesumbar Indira Kalistha Meremehkan Covid-19, Perawat di Surabaya Ini Justru Harus Meregang Nyawa Bersama Calon Buah Hatinya Usai Berjibaku Menangani Wabah Virus Corona

Menurut Don, semua ASN wajib menjalankan tugas dan mengutamakan loyalitas dan integritas.

"Kesalahan fatal perilaku seorang pemimpin. Sangat tidak pantas pemimpin melakukan itu," kata Don.

PROMOTED CONTENT