Alasannya, metode Baby-Lead Weaning berisiko membuat bayi tersedak.
Dua studi kecil oleh Cameron (2013) dan Morrison (2016), mengindikasikan adanya risiko tersedak lebih tinggi pada bayi yang mendapat Baby-Led Weaning.
Walaupun demikian, ada juga yang mengatakan mendorong bayi menerima berbagai macam tekstur dan rasa makanan, seperti yang dijalankan oleh metode Baby-Lead Weaning, manfaatnya akan lebih mudah menerima makan “sehat” seperti sayur-sayuran.
Malah ada juga pihak yang mempunyai pendapat, metode Baby-Lead Weaning berdampak pada kemampuan bayi mengatur rasa lapar dan mencegah obesitas.
Sayang tersebut tidak terbukti dan tidak ada bukti ilmiah yang kuat.
BACA JUGA: Sadis! Ibu Bunuh Anak Kandung, Sembunyikan Jasad Anaknya di Restoran
Malah, berdasarkan studi terbaru oleh Taylor (2017), ditemukan bayi yang menjalani metode Baby-Lead Weaning memiliki indeks massa tubuh sama dengan bayi yang diberi MPASI secara konvensional.
Studi BLISS (Baby-Led Introduction to SolidS, 2017) mencoba mengurangi risiko tersedak pada metode Baby-Lead Weaning dengan melakukan modifikasi.
Yaitu dengan tetap mengikuti aturan umum pemberian makan, seperti:
1. Memastikan faktor kesiapan dan keamanan bagi bayi:
* Posisi bayi harus sudah menegakkan dada, dan selama proses makan dapat mempertahankan posisi tersebut.
* Bayi harus didampingi orang dewasa saat makan.
Source | : | IDAI |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR