Belum bisa bernapas lega, para perampok meminta para tenaga medis menyebutkan pin ATM miliknya.
Tak ingin langsung memberikan pinnya, RP mengaku memberikan pin yang salah.
"Kami dibawa keliling dan disuruh ngaku PIN-nya berapa. Kalau masih belum jujur juga, katanya tidak akan dipulangkan sampai besok-besoknya pun enggak bakal disuruh keluar, katanya gitu," ujar SR.
"Kalau sampai satu kali lagi tidak bisa dan ini (kartu ATM) tertelan, kalian nanti yang akan kita telan," lanjut SR menirukan ancaman perampok malam itu.
Akibat ketakutan, para perampok pun berhasil mengambil uang dari ATM RP sebesar Rp2,8 juta.
"Mana lagi yang masih ada isinya?" hardik para perampok.
Seolah belum juga puas, para perampok pun mengambil kartu Flazz dari dompet SR dan menganggepnya sebagai ATM.
"Itu Flazz, Pak!" bantah SR.
"Kamu jangan banyak ngomong. Berapa PIN-nya?"
Baca Juga: Jadi Sorotan Media Asing, Reputasi Pulau Bali Mendadak Tercoreng Karena Terungkapnya Kasus Ini
"Itu kartu Flazz untuk naik kereta atau busway, Pak," ujar SR.
"Kamu jangan bohong!" gertak perampok.
"Demi Allah, Pak," jawab SR.
"Jangan bawa-bawa nama Allah! Ngomong enggak?" balas perampok itu.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR