Nakita.id - PSBB transisi DKI Jakarta kembali diperpanjang.
Sesuai keputusan Anies Baswedan selaku pimpinan Jakarta, PSBB transisi kembali diperpanjang 14 hari, terhitung dari 3 Juli sampai 16 Juli.
Dengan penambahan hari PSBB transisi, kegiatan masyarakat kembali terbatas.
Kantor-kantor yang sudah beroperasi tidak boleh lebih dari 50 orang dalam 1 ruangan yang sama.
Namun, nyatanya PSBB transisi ini melonggarkan banyak kegiatan massa.
Salah satunya adalah kegiatan CFD dan unjuk rasa yang diperbolehkan.
PSBB ini dilongkarkan di bagian CFD dan unjuk rasa karena Anies melihat skor pencapaian dari DKI Jakarta sendiri.
Anies mengatakan skor indikator pelonggaran punya tiga unsur, yakni epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan fasilitas kesehatan.
Jika total skor di atas 70, pelonggaran boleh dilakukan atau diteruskan.
Dia mengemukakan, skor epidemiologi Jakarta saat ini 75, unsur kesehatan masyarakat 54, dan fasilitas kesehatan 83.
Jadi, total skor indikator pelonggaran Jakarta adalah 71.
"Total skor kita 71. Dengan total skor seperti itu kita memang bisa melakukan pelonggaran. Dan, kesimpulan dalam rapat gugus tadi bahwa PSBB transisi, yang itu artinya semua kegiatan berlangsung dengan kapasitas 50 persen, akan diteruskan 14 hari ke depan," kata Anies dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI, kemarin.
Anies menjelaskan, skor fasilitas kesehatan Jakarta menurun bila dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 100.
Menurut dia, skor fasilitas kesehatan menurun karena ada tenaga medis yang terpapar Covid-19.
Dampaknya, sejumlah fasilitas kesehatan harus ditutup sehingga tidak lagi berfungsi 100 persen.
"Bukan karena ada problem di faskes (fasilitas kesehatan), tapi karena ada tenaga medis yang terpapar. Tapi begitu bisa dibuka lagi kita bisa kembali ke skor 100," kata dia.
Selain ketiga unsur di atas, angka reproduksi atau penyebaran wabah di Ibu Kota masih terjadi dan sama dengan bulan lalu.
"Angka reproduksi (wabah Covid-19) di Jakarta masih berkisar 1, belum turun sampai angka yang lebih aman. Masih sama dengan angka bulan lalu," ujar Anies dikutip dari Kompas.com.
Angka reproduksi merupakan potensi penularan wabah oleh 1 orang.
Jika angka reproduksi sebesar 3, maka itu artinya 1 orang dapat menularkannya ke 3 orang lain.
Apabila angkanya 1, maka 1 orang dapat menularkannya ke 1 orang lain.
Keadaan baru dikatakan relatif aman jika angka reproduksi kurang dari 1.
Pada level itu, jumlah orang yang tertular di kemudian hari akan semakin sedikit.
Dari hasil skoring tersebut, Anies akhirnya memperbolehkan unjuk rasa dan CFD di Jakarta.
Namun, sekali lagi unjuk rasa dan CFD harus menekankan kaidah protokol kesehatan yang berlaku.
"Kemudian untuk kegiatan unjuk rasa dan lain-lain, ini harus dipastikan bahwa harus mengikuti protokol soal jaga jarak karena risikonya besar," ujar dia.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan koordinator kegiatan unjuk rasa untuk memastikan penerapan protokol kesehatan Covid-19 selama kegiatan berlangsung.
CFD, yang semula jalan kaki, kini bisa dilakukan meski harus bersepeda.
"Kegiatan car free day kita lakukan penyebaran di 32 lokasi dan namanya pun bukan car free day. Namanya kawasan pesepeda. Kenapa kawasan pesepeda? Untuk menjaga jarak aman tetap tercapai," kata dia.
Menurut Anies, masalah di CFD adalah banyaknya pelari atau pejalan kaki yang berkerumun sehingga tidak sensuai dengan konsep physical distancing.
Anies mengatakan, Pemprov DKI tetap memfasilitasi kegiatan tersebut karena ada keinginan masyarakat untuk berolahraga, terutama warga yang kesulitan berolahraga di kediaman atau lingkungan masing-masing karena fasilitasnya kurang memadai.
BERITA POPULER: Cara Daftar PKH yang Cair November 2024 hingga Alasan Andre Taulany Gugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR